Tujuan Ekspedisi Nazi Jerman ke Tibet: Menelusuri Jejak Ras Arya

1 Shares
Reading Time: 9 minutes

Besarnya penolakan masyarakat ilmiah Eropa terhadap doktrin rasialis “ras arya” sebagai ras unggul umat manusia, mendorong Hitler dan Partai Nazinya, untuk membuktikan kebenaran doktrin mereka dengan melakukan penelitian secara  ekstensif untuk menggali dan mengumpulkan bukti arkeologis tentang sejarah budaya dan karakteristik ras Arya di berbagai penjuru dunia.

Pada tahun 1935, berdiri sebuah lembaga penelitian elit Nazi bernama Ahnenerbe. Nama itu berasal dari kata Jerman yang agak kabur, yang berarti “sesuatu yang diwarisi dari nenek moyang.”  Misi resmi Ahnenerbe adalah untuk menggali bukti baru tentang pencapaian nenek moyang Jerman “menggunakan metode ilmiah yang tepat.” (Kenneth Hite: The Nazi Occult, 2013: 20)

Pendiri Ahnenerbe terdiri dari: Herman Wirth, seorang sejarawan Belanda-Jerman, sarjana agama dan simbol kuno, yang terobsesi dengan Atlantis; Walter Darre pencipta ideologi ‘Darah dan Tanah’ Nazi, dan menjabat sebagai Menteri Pangan dan Pertanian Reich dari tahun 1933 hingga 1942 ; serta Heinrich Himmler, kepala Gestapo dan SS  ( Schutzstaffel ).



Organisasi ini memiliki banyak  cabang berbeda, yang menangani lebih dari seratus total proyek penelitian. Penggalian arkeologi dilakukan di Jerman, Yunani, Polandia, Islandia, Rumania, Kroasia dan banyak negara lain, termasuk Afrika dan Rusia (bagian yang diduduki). Tibet terutama menjadi prioritas bagi para peneliti, dan khususnya Institute for Inner Research Asia. (sumber di sini)



Pengamat sejarah modern sebagian besar menganggap bahwa “operasi Arkeologis Ahnenerbe’ tidak ada bedanya dengan “bisnis pembuatan mitos”. Para peneliti terkemuka yang turut mengabdikan diri dalam kegiatan penelitian tersebut, dianggap telah berupaya mendistorsi kebenaran dan mengaduk-aduk bukti – yang dirancang dengan hati-hati untuk mendukung ide-ide Adolf Hitler, sekaligus mendukung tujuan politis untuk menguatkan nasionalisme Nazi Jerman.

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Hitler telah mempromosikan ide-idenya tentang kebesaran leluhur Jerman dalam bukunya tahun 1925, Mein Kampf . Hitler percaya bahwa Ras Arya – yang berpostur tinggi besar, berambut pirang, yang umumnya ditunjukkan oleh orang Eropa utara atau “Nordic” – Memiliki kejeniusan yang dibutuhkan untuk menciptakan peradaban. Kebanyakan orang Jerman modern, katanya, adalah keturunan bangsa Arya kuno ini.

Pendapat Hitler tersebut, oleh sebagian besar sarjana dan ilmuwan di luar Jerman, dianggap sebagai gagasan tentang evolusi manusia dan prasejarah yang omong kosong, hal ini didasari oleh alasan, oleh karena tidak adanya bukti bahwa masyarakat Eropa Utara pernah memulai perkembangan besar dalam prasejarah, seperti pengembangan pertanian maupun penulisan – yang kesemua itu telah terbukti secara ilmiah hadir pertama kali di Timur Dekat dan di Asia.

Besarnya penolakan sarjana dan ilmuwan Eropa pada saat itu, tidak menyurutkan langkah Heinrich Himmler yang terkenal memiliki minat besar pada hal yang berbau mistis dan gaib peninggalan dunia kuno. Himmler menganggap penolakan tersebut tidak lebih dari kegagalan para sarjana tersebut dalam mengungkap bukti dari Ras Arya yang begitu agung menerangi obor peradaban dan melahirkan semua kesempurnaan budaya manusia.



1 Shares

2 Comments on “Tujuan Ekspedisi Nazi Jerman ke Tibet: Menelusuri Jejak Ras Arya”

  1. Wah terima kasih tulisannya membantu saya lebih paham antara hubungan swastika nazi dengan simbol keagamaan Budha. ternyata imajinasi, bercampur dengan hasrat akademik yg salah berakibat pada perubahan sejarah dunia. Saya pernah nonton film yg diperankan oleh Brad Pitt kalau nda salah 7 years in tibet yg berlatar belakang PD II tapi itu film yg lebih melihat ttg eksplorasi nazi unk sampai di puncak himalaya.

  2. iya kurang lebih gitu.. 🙂 ada banyak memang kecelakaan sejarah yang terjadi akibat interpretasi keliru terhadap suatu hal hehehe

    umumnya orang-orang memang menjadikan film seven years in tibet sebagai cara melihat ambisi besar nazi di wilayah himalaya. Film itu kalau nggak salah diadaptasi dari novel yang ditulis Heinrich Harrer mantan nazi yang sempat kabur menyelamatkan diri ke tibet ketika nazi kalah perang. kebetulan ia juga memang seorang pendaki gunung. nama Heinrich Harrer juga menjadi nama tokoh yang diperankan brad pitt dalam film itu.

Comments are closed.