Menakar Kesiapan Imam Mahdi Memasuki Panggung Akhir Zaman

Reading Time: 3 minutes

Dalam tulisan sebelumnya ( Mengenal Lebih Dekat “Mesiah, Maitreya, dan Imam Mahdi” ) saya telah mengulas adanya kesamaan figur penyelamat di akhir zaman yang terdapat dalam tradisi berbagai agama.

Pada bagian ini, pembahasan akan lebih kepada mengulas kepaduan makna tekstual yang terdapat dalam literatur eskatologi yang membahas Maitreya (mewakili tradisi Buddha) dan Imam Mahdi (mewakili tradisi Islam).

Saya melihat, menemukenali koherensi tekstual dari literatur kedua tradisi ini, akan dapat membantu kita dalam upaya lebih mengenali realita “figur penyelamat akhir zaman” yang sesungguhnya, sehingga pada gilirannya, kita dapat menakar seperti apa dinamika yang kemungkinan “Sang Penyelamat” hadapi dalam menjalani perannya.

Dapat dikatakan bahwa pembahasan ini merupakan langkah kritis mengantisipasi fakta yang kerap kita temukan dalam dunia literatur sejarah, bahwa “kenyataan atau kejadian sesungguhnya, tidaklah sesimpel sebagaimana yang dinarasikan”. 



Sang Penyelamat Sebagai Manusia Biasa

Dalam buku Maitreya, the Future Buddha Alan Sponberg mendeskripsikan sosok Maitreya sebagai berikut:

Kami menemukan dia kadang-kadang digambarkan sebagai seorang bodhisattva yang rajin memupuk jalan menuju pencerahan di bumi dan kemudian sebagai seorang bodhisattva surgawi yang gemerlap di kediamannya di surga Tusita.

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Kadang-kadang ia muncul seperti individu duniawi lainnya yang bertujuan mengabdi dan berkontemplasi, di sisi lain tampil sebagai pemimpin militan ekstrimis politik yang berusaha untuk membangun sebuah tatanan baru di masa sekarang ini.

Kita kadang-kadang melihatnya sebagai penerima pengakuan dosa dan kadang-kadang sebagai inspirator bagi para sarjana. 

Mungkin tidak ada figur lain dalam jajaran Buddhis yang menggabungkan universalitas dan kemampuan beradaptasi dengan cara yang dilakukan Maitreya.

Deskripsi Alan Sponberg ini menunjukkan jika Maitreya adalah manusia biasa yang menjalani hidup layaknya orang kebanyakan. Ungkapan seperti individu duniawi lainnya” menegaskan hal itu.

Di sisi lain, dalam tradisi Islam, Imam Mahdi disebutkan adalah orang biasa yang bahkan ia sendiri tidak mengetahui jika dirinya adalah Imam Mahdi yang dinantikan, kecuali setelah tiba pada momentum di mana Allah menghendaki untuk menampilkannya di tengah umat manusia.

Poin kohorensi yang ditunjukkan tema eskatologi dari tradisi Buddha dan tradisi Islam di atas adalah bahwa: “sang penyelamat akhir zaman” adalah manusia biasa, sama seperti kita.



3 Comments on “Menakar Kesiapan Imam Mahdi Memasuki Panggung Akhir Zaman”

  1. Apik iki… dll tulisan juga apik meski ada bbrp hal penting/krusial yg bisa didiskusikan/diperrdebatkan lagi seiring dengan penemuan2 dan tafsir baru terhadap referensi2 yang telah ada atau akan diadakan. Semangat terus mengkaji terus nggih, Pak FB #senyum matur suwun, aku seneng mocone

Comments are closed.