Makna Sesungguhnya dari Nama Sailendra

Reading Time: 4 minutes

Pada umumnya para ahli sepakat bahwa nama Sailendra berasal dari bahasa Sanskerta, yakni gabungan kata Saila= gunung, dan Indra=raja, yang berarti “Raja Gunung”. Inilah yang mendasari pendapat G. Coedes yang menganggap bahwa dinasti Sailendra berasal dari Fu-nan (Kamboja). Karena menurutnya Raja-raja Fu-nan disebut parwatabhupala yang berarti “raja gunung”, sama dengan kata Sailendra

Tetapi beberapa Ahli sejarah Kamboja telah mengabaikan ini. Mereka berpendapat bahwa tidak ada bukti historis untuk gelar-gelar semacam itu pada periode Funan. (Jacques 1979; Vickery Michael. Funan Reviewed : Deconstructing the Ancients. In: BEFEO, 2003. pp. 101-143)

Prasasti-prasasti yang dibuat wangsa Sailendra menggunakan tiga bahasa: Melayu kuno, Jawa Kuno, dan Sanskerta. 

Tapi Prasasti Sojomerto (ditemukan di Kabupaten Batang , Jawa Tengah. Diperkirakan berasal dari akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8 Masehi) yang pertama kali menyebutkan nama “Dapunta Selendra“, menggunakan bahasa Melayu kuno.



Sementara itu, prasasti dengan penanggalan paling awal di Indonesia, di mana jelas disebutkan nama “dinasti Sailendra” sebagai Sailendravamsatilaka muncul pada prasasti Kalasan (diperkirakan berasal dari tahun 778 M, menggunakan bahasa Sanskerta). 



Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Jadi, jika di dalam Prasasti Sojomerto hanya menyebutkan “Dapunta Selendra“, maka dalam prasasti kalasan telah dengan jelas menyebutkan Sailendra sebagai suatu wangsa, dinasti, atau keluarga.

Sebutan “dapunta” dalam prasasti Sojomerto kemudian oleh para ahli dikaitkan dengan nama Dapunta Hyang Sri Jayanasa yang ada disebutkan dalam prasasti kedukan bukit (prasasti ini ditemukan di Sumatera selatan, dan Dapunta Hyang Sri Jayanasa oleh para dianggap sebagai pendiri kerajaan Sriwijaya).

Suatu hal yang luput dari pencermatan para ahli sejarah terkait historiografi Asia tenggara adalah pencermatan isi prasasti (terutama yang selama ini disebut menggunakan bahasa melayu kuno) dalam perspektif Bahasa Tae’ yang umum digunakan di Sulawesi selatan khususnya di Luwu dan Toraja.

Berikut ini tinjauan sebutan “dapunta” dan “sailendra” menurut perspektif Bahasa Tae’.

Arti “Dapunta Sailendra” dalam perspektif Bahasa Tae’

Bentuk kata “dapunta” besar kemungkinan terdiri dari: da (bentuk predikat, seperti dethe, atau la); dan, punta atau bunta‘ yang dalam Bahasa Tae’ artinya “mustika.”

Salah satu daerah di Tana Luwu yang masih menggunakan kata ‘bunta’ ini adalah: Baebunta di Luwu utara yang artinya “mustika air” (bae=air, bunta=mustika). Jadi arti Dapunta Sailendra dalam Bahasa Tae’ adalah: mustika sailendra. 

Dapunta Sailendra yang dalam Bahasa Tae’ artinya “Mustika Sailendra” rupa-rupanya persis sama dengan yang diperlihatkan dalam prasasti Kalasan (prasasti berbahasa Sanskerta) yang menuliskan “Sailendravamsatilaka” yang juga artinya “Mustika keluarga Sailendra”.

Jadi, dalam prasasti yang berbahasa melayu kuno (seperti prasasti Sojomerto) kata “mustika” tertulis sebagai “punta”, sementara dalam prasasti yang berbahasa Sanskerta (seperti prasasti Kalasan) kata “mustika” tertulis sebagai “tilaka”.