HRS adalah ‘Pemuda Berjenggot” Dalam Wangsit Prabu Siliwangi

1 Shares
Reading Time: 3 minutes

Ada tiga kali Prabu Siliwangi menyebutkan frase “Pemuda Berjenggot” dalam wangsitnya, yaitu pada kalimat:

Pada saat itu datang pemuda berjenggot, datangnya memakai baju serba hitam sambil menyanding sarung tua. Membangunkan semua yang salah arah, mengingatkan pada yang lupa, tapi tidak dianggap. Karena pintar kebelinger, maunya menang sendiri. Mereka tidak sadar, langit sudah memerah, asap mengepul dari perapian. Alih-alih dianggap, pemuda berjenggot ditangkap dimasukan kepenjara.

dan dalam kalimat: ….Semua mencari tumbal, tapi pemuda gembala sudah tidak ada, sudah pergi bersama pemuda berjenggot, pergi membuka lahan baru di Lebak Cawene!

Perlu untuk pembaca pahami bahwa kalimat dalam wangsit Prabu Siliwangi ini adalah gaya bahasa metafora yang berarti hal-hal yang ingin disamarkan disajikan dalam bentuk analogi.

Ada juga bagian di mana Prabu Siliwangi menggunakan konsep lawan kata (antonim) untuk menyamarkan hal yang ia maksud.



Demikianlah, dalam upaya mengurai makna yang dikandung wangsit Prabu Siliwangi, memang dibutuhkan kejelian, kreativitas, keluasan wawasan, dan tentu saja ketajaman intuisi.

Jika anda penggemar film seperti Indiana Jones, The Librarian, National Treasure, The Mummy, Tomb Rider, The Da Vinci Code, anda tentu seringkali menyaksikan tokoh dalam film-film tersebut harus berpikir keras memecahkan teka-teki berbentuk kalimat metafora atau “bahasa simbolik” untuk mendapatkan suatu petunjuk.

Dalam dua kalimat wangsit di atas, yang sarat kalimat simbolik dan membutuhkan suatu penyelaman mendalam untuk dapat memahami makna yang dikandung, saya melihat Prabu Siliwangi sungguh-sungguh menunjukkan kualitas dirinya sebagai orang yang berwawasan sangat luas.

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Berikut ini uraiannya…

Makna Frase “Pemuda Berjenggot”

Dalam frase “Pemuda Berjenggot” bagian yang perlu mendapat telaah adalah pada kata “berjenggot”. Dan percayalah, anda tidak akan pernah dapat memahami apa maksud dari kata “berjenggot” yang digunakan Prabu Siliwangi, jika anda tidak memahami konsep Natyashastra dalam tradisi Hindu.

Secara literari, Natya Sastra (नाट्य शास्त्र, Nāṭyaśāstra ) dalam bahasa Sanskerta berarti: seni pertunjukkan. Jadi, Natyashastra adalah risalah dalam tradisi Hindu yang menyajikan ensiklopedia kuno tentang seni; baik itu seni tari, seni musik, dan atau tradisi seni sastra dalam tradisi India kuno.

1 Shares

One Comment on “HRS adalah ‘Pemuda Berjenggot” Dalam Wangsit Prabu Siliwangi”

Comments are closed.