Mengetahui rahasia yang tersimpan di balik tata letak Ka’bah berarti memiliki kunci untuk mengungkap lintasan sejarah umat manusia. Itulah yang menjadi tujuan Ibrahim Sang Bapak agama Samawi ketika mendesain tata letak Ka’bah.
Ia tidak hanya membuat “Rumah Tuhan” ini sebagai tempat ibadah bagi umat manusia dari segala penjuru dunia, tapi juga menjadikannya sebagai tempat sarat dengan simbol-simbol teramat penting yang dapat menuntun umat manusia mengetahui asal usulnya.
Berikut ini fakta dan simbol-simbol yang terdapat pada Ka’bah….
Bangunan Ka’bah mengacu pada titik utara sebenarnya
Ka’bah, satu-satunya bangunan suci dan bersejarah di bumi yang sadar “realita geografis”-nya dengan mengacu pada utara sebenarnya bukan utara magnet. Ini kejujuran dan hal fundamental yang ditanamkan nabi Ibrahim dalam konsep desain yang ia terapkan pada tata letak Ka’bah.
Tata letak Ka’bah menunjukan fakta bahwa ia mengikuti poros bumi yang miring 23,4 – 23,5 derajat dari garis tegak lurus ekliptika. (lihat gambar di bawah)
Tentu saja, ketika nabi Ibrahim memilih mengacu pada titik utara sebenarnya (bukan utara magnet yang semu) ia memiliki tujuan pasti. Secara filosofis, dengan mengacu pada titik utara sebenarnya, ia ingin menunjukkan bahwa Ka’bah yang ia bangun didasari oleh konsep dan fakta-fakta yang riil (nyata) – bukan semu atau pun imajinatif.
Dan bahwa hanya dengan mengikuti konsep fundamental tersebut maka, simbol-simbol yang ia benamkan dalam desain tata letak Ka’bah dapat terungkap.
Letak Maqam Ibrahim di sebelah utara Ka’bah dan rahasia besar di baliknya
Dengan mengadopsi kemiringan poros bumi, tata letak Ka’bah menempatkan maqam Ibrahim tepati di arah utara sebenarnya (lihat gambar di atas).
Jika mengacu pada arah utara magnet bumi, letak maqam Ibrahim menjadi tidak tepat berada di sebelah utara. (lihat gambar di bawah).
Lalu, apa yang ingin disimbolisasi nabi Ibrahim dengan meletakkan maqam Ibrahim di sisi utara ka’bah?
Dalam bahasa Arab kata ‘maqam’ berarti: tempat, lokasi atau posisi. Jadi secara harfiah, maqam Ibrahim dapat dimaknai: Tempat Ibrahim/ Lokasi Ibrahim/ Posisi Ibrahim.
Pada bagian dalam Maqam Ibrahim ada yang disebut “jejak kaki Ibrahim”, yang selama ini orang anggap sebagai tempat nabi Ibrahim berdiri ketika membangun Ka’bah. Tapi tampaknya cerita ini hanyalah mitos saja.
Saya melihat bahwa tujuan nabi Ibrahim menempatkan ‘maqam Ibrahim’ di sisi utara Ka’bah adalah untuk merepresentasi sisi “utara” di mana ia pernah memijakkan kakinya, atau tempat atau lokasi di mana ia pernah berada dan bereksistensi di situ.
Untuk mengetahui di mana wilayah “utara” yang dimaksud, diperlukan peninjauannya menggunakan konsep interpretasi “posisi jarum jam sebagai penentu arah mata angin”.
Jam 6 pagi mengacu pada arah timur tempat terbit matahari. Ujung timur berada di wilayah Tuvalu. Bahkan Al Quran tampaknya mengisyaratkan nama Tuvalu dalam bentuk kata “Tuwallu”, yaitu pada surat Al Baqarah ayat 15 “Wa lillhil-masyriqu wal-magrib(u), fa’ainam tuwall faamma wajhullh(i), ” artinya: Hanya milik Allah timur dan barat. Ke mana pun kamu menghadap, di sanalah wajah Allah. Dalam kalimat ini Tuwallu bisa bermakna: menghadap – hadapan – depan. Dan ini selaras dengan letak Tuvalu sebagai negeri yang paling depan atau paling awal mengalami terbit matahari. Itulah mengapa nama seperti Tuvalu, Tual/Tuwal (kota di maluku) kita temukan digunakan sebagai nama toponim di bagian timur.
Jam 6 petang mengacu pada arah barat tempat terbenam matahari. Ujung paling barat tempat terbenam matahari adalah di wilayah Al-Maghribi Maroko.
2 Comments on “Rahasia di Balik Tata Letak Ka’bah (Bagian 1: Maqam Ibrahim)”
Comments are closed.