QS. Al Anam ayat 7: walau nazzalnā ‘alaika kitāban fī qirṭāsin fa lamasụhu bi`aidīhim laqālallażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīn”
(Artinya: “Dan sekiranya Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, sehingga mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, niscaya orang-orang kafir itu akan berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”)
Dalam surat Al Anam ayat 7 di atas ada disebut kata qirṭāsin (kertas).
Yang menarik, sejarah mencatat bahwa sebelum kertas diperkenalkan di wilayah timur tengah (setelah ditemukan di Cina sekitar abad pertama), orang-orang di sana hanya mengenal perkamen (kulit binatang) dan papirus sebagai media tempat menulis.
Papirus ini adalah asal dari kata paper/ papir (sebutan untuk kertas dalam bahasa Inggris atau bahasa Indo Eropa lainnya)
(baca referensinya di sini:
https://al-bab.com/arts-and-culture-literature-section/invention-paper)
Fakta sejarah pun membuktikan bahwa di masa Nabi Muhammad hingga ke masa Khalifah Utsman Bin Affan (yang terkenal dengan upayanya mengumpulkan dan menyatukan bacaan Al Quran), semua catatan ayat-ayat Al Quran di tulis di atas perkamen (kulit binatang), pelepah kurma, papirus, batu, hingga tanah liat.
Barulah di sekitar Abad kedelapan para pedagang Muslim yang melakukan perjalanan di Jalur Sutra untuk pertama kalinya membawa pulang kertas dan kemudian memperkenalkannya ke dalam peradaban timur tengah, yang nantinya akan terus berlanjut menuju ke dunia barat.
Pertanyaan yang mestinya timbul dari hal ini adalah: ketika ayat ini diturunkan kepada Nabi Muhammad, Apakah ia dan orang-orang awam di sekitarnya sudah mengerti seperti apa itu qirṭāsin (kertas)?
Pertanyaan yang lebih ekstrim namun layak untuk dikedepankan adalah: mungkinkah ayat tersebut diturunkan melalui Nabi Muhammad, namun, pada dasarnya adalah titipan untuk seseorang (yang juga merupakan utusan Allah) yang hadir di generasi masa mendatang, yang nantinya menggunakan kata “kertas” dalam bahasa yang ia gunakan?
Untuk pembaca ketahui, dalam bahasa di dunia, bisa dikatakan hanya dalam bahasa Indonesia/ melayu saja kata ‘kertas’ digunakan. Yang paling mendekati adalah bahasa Italia (carta), Maltese (karta). Dalam bahasa Arab sendiri ‘kertas’ disebut ‘waraq’.
Lihat daftar sebutan kertas dalam puluhan bahasa di dunia, di sini: https://www.indifferentlanguages.com/words/paper
Jadi, sangat ada kemungkinan bahwa, surat Al Anam ayat 7 ini ditujukan khusus untuk seseorang yang terlahir dari suatu bangsa di mana kata “kertas” digunakan dalam bahasanya. Dan, itu adalah bangsa Indonesia.