Manuel Godinho de Erédia: Ahli Matematika dan Kartografer Berdarah Bugis-Portugis

Manuel Godinho de Erédia
Reading Time: 7 minutes

Pada abad ke-16 dan awal abad berikutnya, terdapat banyak referensi tentang seorang insinyur, pembuat peta militer (Kartografer) dan penulis berdarah Bugis-Portugis bernama Manuel Godinho de Erédia (1563-1623). Dilisensikan dari Order of the Jesuit sebagai ahli matematika dan cendekiawan fantastis tentang sejarah tanah Melayu (Insulindia atau Asia Tenggara hari ini).

Menurut pengakuannya, pihak ayahnya adalah keturunan Aragon, sedangkan ibunya adalah putri Raja Suppa, La Pute Bulu. (Kerajaan Suppa atau Kedatuan Suppa adalah kerajaan Bugis yang terletak di wilayah Ajatappareng, sekarang masuk dalam wilayah administrasi kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan).

Ibunya bernama Dona Elena Vessiva. Ini adalah nama baptis. Ini sesuai dengan pengakuan Manuel Godinho de Erédia, bahwa Ibunya, begitu pula kakeknya, Raja Suppa, telah dibaptis.

Ayahnya,  João de Erédia Aquaviva, adalah Kapten Portugis, bagian dari ekspedisi misionaris Portugis ke Sulawesi. Ketika ayahnya bertemu dengan Ibu Eredia, yang pada saat itu masih seorang gadis berusia 15 tahun, mereka saling jatuh cinta dan kemudian kawin lari. Mereka menikah pada tahun 1545. Manuel Godinho de Erédia lahir pada tanggal 16 Juli 1563 di Malaka di mana dia juga menghabiskan masa kecilnya.



Dia mendapat pendidikan di sekolah Jesuit di Malaka dan juga di seminari Yesuit di Goa. Dan segera setelah meninggalkan bangku pendidikannya, pada tahun 1580 (usia 17 tahun), dia memutuskan untuk menemukan Pulau Emas yang menonjol dalam legenda Melayu. Ketertarikannya pada dasarnya didasarkan pada tulisan-tulisan Ptolemy, Marco Polo, Ludovico di Varthema, dan pada laporan pelayaran Melayu kontemporer.

Manuel Godinho de Erédia meninggalkan sekitar 211 gambar kartografi. Terkait keahliannya dalam menggambar peta, namanya biasanya disebutkan oleh para sejarawan dalam narasi penemuan dini benua Australia. Misalnya ungkapan bahwa dari Pedro de Carvalhaes, Erédia mendapat cerita tentang perjalanan seorang Raja dari Demak, Chiay masiouro (Kyai Masuro?), ke sebuah tanah bernama Luca Antara di arah Tenggara Jawa. Hari ini Luca Antara diidentifikasi sebagai Benua Australia.

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Dia juga menonjol sebagai seorang penulis, dengan beberapa karya-karya seperti Informasi tentang India Selatan, Risalah Ophiric dan Deklarasi Malaka.

Pada tahun 1955, Negara Portugis menganugerahi Manuel Godinho de Erédia penghargaan pahlawan nasional. Dia juga dijadikan salah tokoh dalam koleksi filateli nasional.

Eredia dalam koleksi filateli nasional Portugis

Pada tahun 1580, dia meninggalkan seminari dan bergabung dengan bengkel arsitektur dan kartografi João Baptista Cairati, pada saat itu kepala kosmografer India.

Pada tahun 1586, ia menikah dengan Violante Sampaio, di Cochin, dari siapa dia memiliki seorang putri, pada tahun 1587, dan seorang putra, pada tahun 1588.

Pada tahun 1597, ia menerbitkan buku pertamanya yang berjudul “Informacao da Áurea Chersoneso ou Peninsula e Ilhas Auríferas Carbúnculas e Aromáticas”. Pada tahun yang sama  (1597), Abraham Ortelius (1527-1598) yang juga seorang kartografer dan ahli geografi dari Flandria (kini bagian dari Belgia) menggambarkan Sumatra dan Semenanjung Malaya sebagai Áurea Chersonesus atau “Semenanjung Emas” (lihat gambar di bawah).

Aurea Chersonesus, oleh Ortélius.
Áurea Chersonesus oleh Ptolemeus