Resmi dirilis Februari 2023 lalu, film The Wandering Earth 2 mendapat ulasan yang umumnya positif dari para kritikus. Di Rotten Tomatoes, film tersebut mendapat peringkat persetujuan 79% berdasarkan 19 ulasan.
Seperti pendapat beberapa kalangan, saya pun melihat bahwa Film The Wandering Earth 2 tampaknya menunjukkan efek CGI yang jauh lebih baik dari yang pertama.
Yang banyak orang tidak menduga, film ini ternyata adalah prekuel bukan sekuel (lanjutan cerita dari sebelumnya). Tapi bagaimana pun juga, sajian alur cerita, akting dan efek CGI dari film yang berdurasi hampir 3 jam (2 jam 53 menit) ini tetap saja memukau.
Sebelum saya masuk ke inti pembahasan yaitu mengenai aspek sci-fi film ini yang saya pikir sangat menarik, saya ingin terlebih dahulu mengulas sisi propaganda yang disisipkan pada film ini.
Sepertinya film-film Hollywood yang digunakan sebagai media propaganda nasionalisme Amerika, Cina pun tampaknya juga tidak ketinggalan memanfaatkan hal tersebut pada beberapa film besar mereka.
Dalam industri film Mandarin, sudah lama saya mengamati dan meyakini bahwa beberapa aktor besarnya, seperti Andy Lau, Jet Li, Wu Jing, dan beberapa lagi lainnya, biasanya bermain dalam film yang mengusung nilai-nilai nasionalisme bangsa Cina yang ingin diperkenalkan ke dunia. Ini bukan hal yang buruk. Saya pikir, dalam beberapa hal, ini memang hal yang perlu dilakukan sebuah negara.
Dalam film yang pertama, “The Wandering Earth” diperkenalkan sebagai project multi nasional – kolaborasi dari berbagai negara di dunia- untuk mengatasi bencana besar yang segera melanda bumi akibat Matahari yang sekarat dan akan meledak.
Dalam film kedua, yang merupakan prekuel, kita diberitahu bahwa sebelum project itu disebut The Wandering Earth, nama awalnya adalah The Moving Mountain Project (Proyek memindahkan gunung).
Nama proyek multi nasional “Memindahkan gunung” menggambarkan bahwa proyek itu adalah proyek umat manusia yang sangat ambisius, nyaris mustahil tapi harus dicoba.
Ketika saya menonton film The Wandering Earth 2 ini dan mendapat ungkapan the moving mountain disebutkan, saya langsung teringat bahwa ini adalah ungkapan yang sangat terkenal dalam budaya Cina.
Ungkapan ini ada dalam salah satu karya sastra kuno Cina dari abad ke-4 SM, yaitu buku ke 5 Liezi yang menguraikan pesan moralitas dari prinsip Dao (Taoisme).
Ungkapan kuno itu berbunyi Yúgōng Yíshān (愚公移山) artinya: Orang tua bodoh yang memindahkan gunung. Ini adalah pesan moral tentang kebajikan, ketekunan dan kemauan keras.
Dalam ceritanya, Pak Tua Bodoh, atau Yugong, dan keluarganya tinggal di pegunungan yang menghalangi jalan masuk dan keluar desanya. Karena itu, untuk memfasilitasi sebuah jalan untuk dirinya dan generasi mendatang, Yugong, yang mendekati usia 90-an, bertekad untuk memindahkan gunung, sekop demi sekop.
Tindakannya diejek oleh Orang Tua Bijaksana, atau Zhisou. “Kamu sangat bodoh. Dengan tahun-tahun yang tersisa dan sedikit kekuatan yang masih kamu miliki, kamu tidak dapat menebang pohon di gunung. Bagaimana kamu bisa memindahkan semua tanah dan bebatuan,” tanya Zhisou.
Yugong menjawab, “Benar bahwa saya akan mati, tetapi saya memiliki anak laki-laki saya, dan mereka akan memiliki anak laki-laki. Kemudian anak laki-laki mereka akan memiliki anak laki-laki, dan anak laki-laki itu juga akan memiliki anak laki-laki. Saya akan memiliki anak laki-laki dan cucu yang tidak ada habisnya, tetapi gunung-gunung ini akan tidak tumbuh. Mengapa mereka tidak bisa diratakan?”
Pada akhirnya, Tuhan tersentuh oleh ketekunan Yugong dan mengirimkan dua raksasa dari surga yang membantu memindahkan gunung tersebut.
One Comment on “Mencermati Sisi Sci-fi Film The Wandering Earth 2”
Comments are closed.