Review Film: The Man Who Killed Hitler and Then the Bigfoot

Reading Time: 2 minutes

Sebuah nama yang unik, secara psikologi dianggap menjanjikan sesuatu hal menarik. Film dengan judul panjang yang dibintangi Sam Elliot “The Man Who Killed Hitler and Then the Bigfoot” misalnya, membuat saya langsung tertarik ketika pertama kali melihatnya.

Ada dua hal yang membuat saya tertarik. Pertama, Judul film ini berbentuk sebuah kalimat panjang yang jelas adalah hal yang sangat langka. Kedua, maknanya yang juga terasa sangat aneh; yaitu tentang seseorang yang berhasil membunuh dua hal yang paling misterius dan melegenda: Hitler dan Bigfoot.

Sehingga pada waktu pertama kali melihat judul film yang terasa konyol itu, anggapan yang pertama kali muncul dalam benak saya adalah bahwa film ini pastilah berjenis komedi. 

Saya menjadi tercengang ketika menonton film tersebut karena ternyata alur cerita ataupun mood film yang sepenuhnya dikuasai sosok Sam Elliot yang dingin, yang dalam film itu berperan sebagai seorang veteran perang yang menyendiri dan tenggelam dalam memori masa lalunya, terbukti sangat jauh dari perkiraan saya sebelumnya. 



Setelah selesai menonton film tersebut, jujur saja, saya sempat berpikir bahwa film ini mungkin memang bertujuan membangun pengalaman perasaan ‘gagal menyangka’ alias  merasa ‘ketipu’ bagi penontonnya.

Begitu terkesannya saya dengan sensasi aneh yang berhasil ditimbulkan film tersebut, sehingga saya sampai mencari tahu, apa saya saja yang merasakan situasi perasaan seperti itu ada orang lain yang juga merasakan hal yang sama. 

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Untunglah karena ternyata bukan saya saja yang merasakan hal itu. Dalam artikel theguardian.com berjudul “The Man Who Killed Hitler and Then the Bigfoot review — dreary fantasy” hal senada juga diutarakan. Berikut ini sebagian kutipannya…

Selain menceritakan keseluruhan cerita, judul yang aneh ini menjanjikan perpaduan yang menarik antara sejarah dan kengerian yang tidak pernah terjadi. Sebuah judul seaneh ini membuat kontrak dengan calon pemirsa. Ini menuntun Anda untuk mengharapkan hal-hal besar atau paling tidak suatu hal yang menarik, seperti perpaduan nyata antara fiksi historis spekulatif dan tema mengerikan. Namun kenyataannya, tokoh protagonis memang benar-benar membunuh Hitler dan kemudian bigfoot… [ :)]

…Tapi kita tidak tertipu. [karena] Ini adalah [semata-mata] gaya humor Dadais* yang rumit, bagian paling lucu di antaranya adalah bahwa hal itu sama sekali tidak lucu. 

*[gaya humor Dadais adalah gaya dan teknik dari sekelompok seniman, penulis, dll., dari awal abad ke-20 yang mengeksploitasi efek yang tidak disengaja dan tidak sesuai dalam karya mereka dan yang secara terprogram menantang norma seni, pemikiran, moralitas, dll.]

Demikianlah, senada dengan apa yang saya sampaikan di bagian awal, suatu nama ataupun judul yang panjang menurut ulasan theguardian.com memang membuat kontrak dengan calon pemirsanya, sekaligus menuntun mereka untuk mengharapkan hal-hal besar atau paling tidak suatu hal yang menarik.

Baca juga: Mencermati Sisi Sci-fi Film The Wandering Earth 2