Sejarah Nama Tuhan dalam Tradisi Agama Samawi

Reading Time: 5 minutes

Nama Tuhan dalam tradisi Yahudi

Dalam Alkitab Ibrani, nama Tuhan yang paling sering digunakan adalah YHWH (juga dikenal sebagai Tetragrammaton, yaitu bahasa Yunani untuk “empat huruf”). Ini ditransliterasikan sekitar abad ke-12 sebagai Yehowah (dianggap bentuk turunan dari Iehouah) – bentuk latinisasi ‘Jehovah’ pertama kali muncul pada abad ke-16 – sementara dalam bahasa Inggris, dikenal dengan bentuk “Yahweh”.

Orang Yahudi yang taat tidak mengucapkan Tetragrammaton (YHWH), karena nama Tuhan ini dianggap terlalu sakral untuk digunakan, meskipun dalam doa ataupun saat membaca teks suci. 

Tidak ada dalam Taurat larangan mengatakan nama itu, tetapi bahkan di zaman kuno, selama masa Kuil Pertama di Yerusalem, nama itu hanya diucapkan setahun sekali oleh imam besar di Yom Kippur. Ketika kuil hancur, nama itu tidak lagi diucapkan. 



Orang-orang Yahudi dan mereka yang ingin menunjukkan rasa hormat akan membaca nama tersebut sebagai Adonai (‘Tuanku’) atau Ha Shem (secara harfiah berarti ‘Nama’). (Maire Byrne: 2011, hlm. 25)

Dalam kaca mata arkeolog, Yahweh adalah dewa utama bangsa Israel (samaria) dan Yehuda. (James Maxwell Miller: 1986, hlm. 110)

Asal-usul kapan mulanya penyembahan Yahweh berlangsung memang diselimuti misteri, tetapi para arkeolog umumnya sepakat bahwa hal tersebut besar kemungkinan berlangsung setidaknya antara Zaman Besi awal hingga sejauh akhir zaman perunggu. 

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Referensi paling awal yang diketahui dan dianggap terkait dengan “Yahweh” ditemukan dalam daftar musuh-musuh Mesir yang tertulis di kolom kuil Soleb yang dibangun oleh Amenhotep III (sekitar 1400 SM)

Daftar tersebut menyebutkan enam kelompok Shasu: Shasu dari S’rr , Shasu dari Rbn , Shasu dari Sm’t , Shasu dari Wrbr , Shasu dari Yhw , dan Shasu dari Pysps. 

Istilah “Shasu” sendiri artinya “mereka yang berjalan kaki”. Pendapat lain yang pada dasarnya serupa, yaitu “mengembara” atau nomaden (dimaknai menurut bahasa Mesir), dan alternatif lainnya “menjarah” (pemaknaan menurut bahasa Semitik). (Levy, Adams, dan Muniz: 2014, hlm. 66)

Selain ditemukan dalam teks Mesir yang berasal dari periode Amenhotep III (abad ke-14 SM), Teks Mesir lainnya yang di dalamnya juga ditemukan bentuk yang dianggap identik dengan YHWH atau Yahweh, adalah teks dari zaman Ramses II (abad ke-13 SM).