Dalam bukunya yang berjudul “Madame Blavatsky: The Mother of Modern Spirituality” Gary Lachman mencatat bahwa: “bisa jadi, Madame Blavatsky adalah salah satu pengembara terbesar abad kesembilan belas.” (baca masa kecil dan bagaimana Blavatsky tumbuh besar menjadi sosok pemikir dan penulis gagasan-gagasan sintesis agama, filsafat dan sains, di artikel sebelumnya: Madame Blavatsky dan Kebangkitan Esoterisme di Era Modern)
Helena Petrovna Blavatsky memang tercatat bepergian secara ekstensif mulai tahun 1849 (saat ia berusia sekitar 17-18 tahun). Selama lebih dari 20 tahun, dia berhubungan dengan tradisi mistik di seluruh dunia.
Negara-negara yang dikunjungi Blavatsky setidaknya adalah negara yang mempunyai peninggalan budaya dan ajaran-ajaran kuno, yaitu oleh kalangan Teosofi disebut sebagai “The Ancient wisdom” (Kebijaksanaan dunia kuno).
Berikut ini timeline perjalanan Blavatsky:
- 1849/50 – Meninggalkan suaminya, Jenderal Nikifor Blavatsky, dan melakukan perjalanan di Turki, Yunani, Mesir, dan Prancis.
- 1851 – Bertemu dengan pria yang akan menjadi gurunya, Master Morya, di London.
- 1851 – Berlayar ke Kanada, melakukan perjalanan ke selatan ke New Orleans, Meksiko, dan Amerika Selatan.
- 1852 – Dari Hindia Barat berlayar melalui Cape dan Ceylon ke India.
- 1852 – Upaya untuk memasuki Tibet tidak berhasil.
- 1853 – Bepergian melalui Jawa ke Inggris.
- 1854 – Kembali ke Amerika Serikat, melintasi Pegunungan Rocky dengan kereta wagon imigran.
- 1855 – Kembali ke India melalui Jepang.
- 1856/57 – Bepergian ke seluruh India, Kashmir, Ladakh, Burma, dan Tibet.
- 1858 – Kembali ke Rusia melalui Jawa, Perancis dan Jerman.
- 1860/65 – Tinggal bersama suku asli di Kaukasus.
- 1866/67 – Bepergian di Balkan, Mesir, Suriah, dan Italia.
- 1867 – Terluka pada Pertempuran Mentana di Italia.
- 1868 – Kembali ke India dan Tibet.
- 1871 – Kapal karam di pulau Spetsai berlayar dari Yunani ke Mesir.
- 1871/72 – Tinggal di Kairo.
- 1872 – Bepergian melalui Suriah, Palestina, Lebanon, dan kembali ke Odessa.
- 1873 – Tinggal di Paris dan berlayar ke Amerika Serikat.
Berkunjung ke Jawa
Yang menarik, Blavatsky juga tercatat pernah berkunjung ke pulau Jawa.
Iskandar P Nugraha dalam bukunya “Mengikis Batas Timur dan Barat: Theosofi dan Gerakan Nasionalisme di Indonesia” menyebutkan bahwa pada tahun 1852-1860 Blavatsky pernah mengunjungi candi Mendut dan Borobudur, serta singgah di Pekalongan dan bermalam di pesanggrahan Limpung, di bawah kaki gunung Dieng, Jawa Tengah.
Selanjutnya, pada 1862, Blavatsky juga disebutkan kembali mengunjungi Jawa dan berkeliling ke beberapa daerah di pulau Jawa.
Setelah kunjungan Madame Blavatsky, sebagian masyarakat Jawa mulai tertarik dengan Teosofi, khususnya di Jawa Tengah.
Gerakan Teosofi pertama di Hindia Belanda didirikan di Pekalongan. Lojinya dipimpin seorang bangsawan Eropa (Jerman) bernama Baron van Tengnagel.
Organisasi yang dinamakan The Pekalongan Theosophical Society ini diakui secara sah oleh Theosophical Society pusat yang waktu itu berkedudukan di Adyar, dekat Madras, India.
Izinnya ditandatangani langsung oleh Kolonel Olcott. Adyar juga menjadi tempat di mana Madame Blavatsky melahirkan karya keduanya pada 1888, The Secret Doctrine: dua volume besar yang berisikan bait-bait terjemahan dari The Secret Book of Dzyan, sebuah kitab mengenai kebijaksanaan esoteris yang basisnya ditakik dari teks-teks suci dalam kepercayaan Tibet Kuno.
Pengaruh Blavatsky pada tokoh Nasional Indonesia
Apakah berlebihan jika dikatakan Blavatsky memberi pengaruh pada pemikiran beberapa tokoh nasional Indonesia? rasanya tidak.
Tidak saja tokoh-tokoh di Indonesia, beberapa tokoh besar dunia pun diketahui mendapat pengaruh yang signifikan dari Madam Blavatsky.
Ilmuwan dan penemu Thomas Alva Edison diketahui bergabung dan aktif dalam organisasi Teosofi. Bahkan, Albert Einstein dilaporkan memiliki salinan The Secret Doctrine yang ditulis HPB di mejanya.
Dalam buku The Blavatsky Effect: How Madame Influenced Modern Concepts of God and Jesus (2014), penulis dan peneliti Ulrich R. Rohmer menyebutkan bahwa Madame Blavatsky memiliki pengaruh kuat dalam perkembangan okultisme di Austria dan Jerman, terutama dengan munculnya Orde New Templar yang didirikan Guido von List dan Jorg Lanz von Liebenfels pada 1907.
Kelak, Orde New Templar yang kemudian diubah menjadi Thule Society menciptakan National Socialist German Workers’ Party (Nazi) dan mengatur agar Hitler bergabung dan menjadi pemimpinnya.
Tak hanya itu, banyak peneliti yang juga mengklaim bahwa Hitler secara pribadi dipengaruhi Madame Blavatsky dan The Secret Doctrine terus berada di dekat Hitler setiap saat.
Lalu, seperti apa pengaruh Blavatsky pada tokoh-tokoh Indonesia di masa lalu?