Seperti halnya nubuat nabi Daniel atau pun Yohanes Pembaptis, wangsit Prabu Siliwangi sebenarnya juga merupakan peringatan dini (early warning) terhadap peristiwa yang akan terjadi di masa depan.
Sayangnya, ada banyak pesan nubuat seperti itu yang baru dapat dilihat kebenarnya setelah peristiwa yang dimaksudkan terjadi. Misalnya, ungkapan “Tanah Jawa berkalung besi” dari Prabu Jayabaya yang merujuk pada rel kereta api yang membentang di tanah Jawa.
Sulitnya menginterpretasi kalimat nubuat dikarenakan berbentuk kalimat perumpamaan tampaknya yang menjadi penyebab utama.
Padahal, jika saja pesan-pesan itu dapat dimengerti sebelum peristiwa itu benar-benar terjadi, tentu akan dapat mengurangi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Inilah fungsi esensi dari pesan-pesan nubuat, yaitu sebagai sebuah peringatan dini.
Berikut ini penggalan kalimat dari wangsit Prabu Siliwangi yang saya anggap cukup memiliki keterkaitan dengan situasi terkini:
Lalu sayup-sayup dari ujung laut utara terdengar gemuruh, burung menetaskan telur. Riuh seluruh bumi! Sementara di sini? Ramai oleh perang, saling menindas antar sesama. Penyakit bermunculan di sana-sini. Lalu keturunan kita mengamuk. Mengamuk tanpa aturan. Banyak yang mati tanpa dosa, jelas-jelas musuh dijadikan teman, yang jelas-jelas teman dijadikan musuh.
Mendadak banyak pemimpin (memimpin) dengan caranya sendiri. Yang bingung semakin bingung. Banyak anak kecil sudah menjadi bapak. Yang mengamuk tambah berkuasa, mengamuk tanpa pandang bulu. Yang Putih dihancurkan, yang Hitam diusir.
Kepulauan ini semakin kacau, sebab banyak yang mengamuk, tidak beda dengan tawon, hanya karena dirusak sarangnya. Seluruh nusa dihancurkan dan dikejar. Tetapi, ada yang menghentikan, yang menghentikan adalah orang seberang.
Saya tidak akan menginterpretasi secara eksplisit kalimat “Yang putih dihancurkan, Yang hitam diusir”, karena saya yakin para pembaca akan dapat memahami sendiri makna yang dimaksudkan dalam kalimat tersebut jika jeli mencermati bagaimana perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.
Sebagai clue… untuk kalimat “yang hitam diusir” merujuk pada saudara kita di ujung timur yang saat ini ingin lepas dari NKRI untuk buat negara sendiri. Untuk kalimat “yang putih dihancurkan” merujuk pada etnis tertentu yang masuk dalam golongan 1% orang terkaya Indonesia yang menguasai 50% aset nasional.
Penting untuk memperhatikan ada dua tindakan berbeda dalam kalimat tersebut, yaitu: “dihancurkan,” dan “diusir.”
Sekian. Semoga bermanfaat. Salam.