‘Khalifa’ atau nama lengkapnya Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahya, presiden Uni Emirat Arab meninggal di usia 73 tahun padaJumat, 13 Mei 2022.
Selama masa pemerintahannya, ia dianggap sebagai salah satu raja terkaya di dunia.
Dia menguasai 97,8 miliar barel cadangan minyak dan menjadi ketua Otoritas Investasi Abu Dhabi, yang mengelola aset senilai $875 miliar, jumlah terbesar yang dikelola oleh kepala negara di dunia.
Pada tahun 2018, Forbes menobatkan Khalifa dalam daftar orang paling berkuasa di dunia.
Gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa di Dubai, dinamai menurut namanya untuk menghormatinya, setelah Abu Dhabi memberi Dubai $10 miliar untuk membantu melunasi utang.
Seorang Khalifa yang Disebut Dalam satu Hadis
Ada hal menarik yang saya pikir butuh mendapat pencermatan terkait nama ‘Khalifa’, yaitu terkait dengan bunyi hadis yang diriwayatkan sahabat Nabi yang bernama Tsauban, sebagai berikut:
Akan berbunuh-bunuhan dekat tempat simpanan Ka’bah kamu tiga beradik. Semuanya adalah anak-anak kepada seorang KHALIFA. Kemudian tidak seorang pun antara mereka yang dapat (harta itu atau menjadi khalifa). Kemudian muncullah Panji-panji Hitam dari sebelah Timur, lalu mereka akan membunuh kamu semua dengan satu pembunuhan yang belum pernah dilakukan oleh kaum mana pun.” Kemudian baginda menyebutkan sesuatu yang saya tidak ingat. Kemudian baginda bersabda, “Maka apabila kamu semua melihatnya, hendaklah kamu segera berbaiat kepadanya walaupun terpaksa merangkak di atas salju karena di sisinya adalah Khalifa Allah, yaitu Imam Mahdi.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam beberapa tahun ini, ketika orang-orang mencermati bunyi hadis ini, umumnya selalu mengaitkan ‘Khalifa’ yang disebut dalam hadis merujuk pada Raja Salman, Raja Saudi Arabia. Tetapi, apakah memang seperti itu? saya pikir ada kemungkinan tidak.
Secara terminologi, ‘Khalifah’ dimaknai sebagai gelar yang diberikan untuk penerus Nabi Muhammad dalam kepemimpinan umat Islam. Wilayah kewenangan khalifah disebut kekhalifahan.
Pertanyaannya, apakah King Salman memenuhi syarat disebut sebagai Khalifah, dalam artinya dia adalah pemimpin umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad?
Dan apakah selama ini kita pernah mendengar negara Saudi Arabia menjalankan konsep Kekhalifahan?
Jika jawaban atas dua pertanyaan di atas adalah tidak maka, saya pikir penting untuk menimbang alternatif lain dalam rangka untuk mengidentifikasi siapa sesungguhnya ‘Khalifa’ yang dimaksud dalam hadis Nabi.
‘Khalifa’ atau nama sebutan lengkapnya Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahya, memang nama asli dari almarhum yang semasa hidupnya menjabat sebagai Presiden UEA ini.
Ia adalah putra pertama dari Zayed bin Sultan Al Nahyan (6 Mei 1918 – 2 November 2004), tokoh utama di balik pembentukan Uni Emirat Arab.
Putra kedua Zayed, bernama ‘Sultan’, lengkapnya: Sultan bin Zayed Al Nahyan. Sementara, putra ketiga bernama ‘Mohamed’, lengkapnya: Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Demikianlah, dalam upaya mencoba mengidentifikasi siapa sosok ‘Khalifa’ yang dimaksud dalam hadis Nabi – jika kita mengartikan sosok tersebut merujuk pada King Salaman maka jelas, itu hanya berdasar asumsi semata-mata.
Beda halnya jika perkiraan itu kita arahkan kepada Khalifa bin Zayed Al Nahya. Bukan asumsi. Karena itu adalah nama asli pemberian orang tuanya.
Jadi, apakah meninggalnya Khalifa bin Zayed Al Nahya dapat kita maknai sebagai tanda kemunculan IMAM MAHDI yang disebut dalam hadis?
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat “Mesiah, Maitreya, dan Imam Mahdi”