Dalam artikel sebelumnya (Ramalan Kiamat Versi Newton) telah saya bahas pandangan apokaliptik Newton, terutama hasil upaya interpretasinya terhadap nubuat-nubuat dalam Alkitab yang, menghasilkan kesimpulannya bahwa: kiamat dunia akan terjadi di tahun 2060.
Dalam rangka upaya menginterpretasi nubuat dalam kitab suci, Newton, seperti halnya komentator nubuat lainnya, mengarahkan fokus perhatiannya pada angka-angka yang merupakan periode waktu yang ada diisyaratkan dalam kitab suci, seperti: 1260, 1290, 1335, dan 2300.
Meskipun dalam bunyi ayatnya, angka-angka ini disebut sebagai jumlah hitungan hari, namun, Newton dan begitu juga komentator lainnya memandang angka tersebut sebenarnya mewakili hitungan tahun. Pandangan ini biasanya dikenal dengan istilah “Day-year principle” (baca pembahasan mengenai Day-year principle di wikipedia: di sini). Prinsip ini menyarankan hitungan: 1 hari = 1 tahun.
Dari semua angka-angka tersebut, 1260 bisa dikatakan menjadi fokus atau dasar hitungan Newton untuk prediksi 2060-nya. Bagi Newton periode waktu ini (1260 tahun) mewakili rentang waktu kemurtadan Gereja.
Dengan demikian, dia mencari “tanda” dalam peristiwa bersejarah yang kemungkinan menjadi awal ketika kemurtadan tersebut secara resmi dimulai. Menurutnya, salah satu tanda itu adalah tanggal ketika gereja kepausan memperoleh kekuasaan duniawi.
Dalam interpretasinya, Newton memilih tahun 800 M, saat Charlemagne dimahkotai sebagai Kaisar Romawi Suci, sebagai titik awal dimulainya hitungan “1260 tahun”, dan itu berakhir di tahun 2060.
Jadi, dalam pandangan Newton, selama 1260 tahun itu gereja kepausan memperoleh kekuasaan duniawi dan merupakan durasi kerusakan Gereja. Tahun 2060, dipandangnya sebagai saat penghentian kemurtadan Gereja.
Newton tampaknya juga percaya bahwa kejatuhan itu bisa saja dimulai sebelum “periode 1260 tahun” benar-benar berakhir. Dan tidak lama setelah kejatuhan itu Newton percaya Kristus kembali dan mendirikan Kerajaan Allah di bumi.
Isyarat Angka 37
Sekitar sejak seminggu yang lalu, angka 37 mulai muncul dalam hari-hari saya. Kemunculannya seperti membayang-bayangi saya. Angka ini muncul di berkali-kali ketika saya sedang dihadapan Laptop ataupun sedang membuka Handphone. kadang muncul berpasangan seperti 173 dan 137, kadang 137 saja, dan paling banyak hanya angka 37 saja. Secara intuitif saya yakin dan percaya bahwa ini “isyarat langit” tapi, saya tidak tahu apa maknanya.
Barulah sehari yang lalu, setelah angka 237 muncul, saya mendapat petunjuk intuitif bahwa “ini peringatan kedua”. Maksudnya kemunculan 137 adalah peringatan pertama (1-37). Artinya, jika muncul 337 itu artinya “peringatan ketiga” atau peringatan terakhir. Saya tentu saja terkejut. Dan tidak ingin mendapat peringatan ketiga.
Mengapa ada peringatan satu, kedua dan ketiga? itu karena, biasanya saya agak berat hati menyusun isyarat langit dalam artikel karena, yang sudah-sudah banyak dianggap hoax. Tapi itulah, “isyarat langit” bagaimanapun harus disampaikan. Urusan saya dianggap hoax atau tidak mestinya tidak mengganggu tugas saya sebagai penyampai pesan.
Bahkan di saat saya sementara menyusun artikel ini, isyarat angka 37 kembali muncul di dasbor statistik pengujung website saya (lihat gambar di bawah)
Demikianlah pemirsa, untuk membuktikan saya hamba-Nya yang taat, artikel ini saya susun dengan ucapan: Bismillahirrahmanirrahim (In the Name of God) ….
Penafsiran sederhananya, jika angka 37 kita jumlahkan dengan tahun saat ini, 2023, maka hasilnya: 2060.
Dengan kata lain, angka 37 ini bisa dikatakan hitungan mundur menuju momentum di tahun 2060.
Adapun penafsiran yang lebih kompleks adalah yang berikut ini…
Dalam artikel “Pesawat China Eastern Jatuh, Kode 132 dan 312 Muncul!” telah saya jelaskan bahwa Kode 132 – 312 yang beberapa waktu telah saya ungkap muncul (“Diperlihatkan Allah”) di malam tanggal 9 Desember 2021, kembali muncul ketika pesawat China Eastern jatuh.
Sejak tanggal 9 Desember 2021 saya telah menghitung jumlah hari yang merujuk pada jumlah gematria yang terkandung dalam kalimat Basmalah:
BISMI– jumlah Gematria 102
ALLAH — jumlah Gematria 66
AL-RAHMAN — jumlah Gematria 329
AL-RAHIM — jumlah Gematria 289
(Total: 786)
Jumlah Gematria 102 (BISMI) merujuk pada durasi waktu peristiwa 9 Desember 2021 menuju ke tanggal 21/3/2022 (ini berjarak 102 hari), momentumnya saat pesawat China Eastern Airlines jatuh. Pada momentum pesawat ini jatuh muncul kode 132 dan 312
- Jumlah penumpang: 132.
- Tanggal kejadian (hari ini) : 21/3/… yang kalau dibaca terbalik menjadi:312
- Lepas landas dari Kunming pukul: 13:11 waktu setempat. (sumber: Tempo)
Jumlah Gematria 66 (ALLAH) merujuk pada durasi waktu 21 maret 2022 ke tanggal 26 mei 2022. Tanggal 26 Mei ini bertepatan dgn hari kenaikan Isa Al Masih. YANG MENARIK ADALAH, SELAIN MERUJUK PADA DURASI WAKTU 66 HARI, TANGGAL 26 JUGA PADA DASARNYA DAPAT DIBACA “DUA ANGKA ENAM”)” ATAU 66.
Di tanggal 20 April 2023 sebagai tujuan durasi waktu 329 (RAHMAN) saya tidak melihat adanya tanda-tanda kemunculan kode 132 ataupun 312 jadi, saya mengasumsikan nama AL-RAHMAN dan AL-RAHIM memang harus dipandang sebagai satu kesatuan. TIDAK TERPISAH. Dan asumi ini terbukti benar. Kedua nama ini berakar dari 3 huruf (triliteral) yang sama, yaitu: rā ḥā mīm ( ر ح م ). Lihat gambar di bawah ini…
Yang menarik, kemunculkan rā ḥā mīm ( ر ح م ) dalam bentuk nomina “rahman” yang berjumlah 57 kali, jika dijumlahkan dengan kemunculkan rā ḥā mīm ( ر ح م ) dalam bentuk nomina “rahim”, 116 kali, hasilnya adalah: 173. Ini menjawab kebingungan yang saya alami beberapa hari ini, bahwa mengapa kemunculan kode angka 37 sering ditemani angka 173. Ini mengisyaratkan bahwa kode 37 adalah wujud AL-RAHMAN DAN AL-RAHIMNYA (MAHA PEMURAH DAN MAHA PENYAYANG).
Demikianlah pemirsa, dari tanggal 21/3/2022 (momentum saat pesawat China Eastern Airlines jatuh) perhitungan durasi harinya mestilah 618 (RAHMAN dengan jumlah gematria 329 + RAHIM dengan jumlah gematria 289). Adapun momentum durasi 618 hari ini yaitu menuju ke tanggal 3 Februari 2024.
Setelah 3 / 2 / 2024 inilah nanti hitungan mundur ke 2060 RESMI dimulai. Mengenai pertanyaan, di tanggal dan bulan berapakah itu?, rasanya itu tidak perlu diperjelas lagi. Yang perlu diperjelas adalah peristiwa apa yang kemungkinan terjadi di tahun 2060 nanti.
Jika merujuk pada ramalan Newton. tahun 2060 ia pandang sebagai saat penghentian kemurtadan Gereja. Newton juga percaya bahwa kejatuhan itu bisa saja dimulai sebelum “periode 1260 tahun” benar-benar berakhir. Dan tidak lama setelah kejatuhan itu Newton percaya Kristus kembali dan mendirikan Kerajaan Allah di bumi. Demikianlah, mungkin 2060 nanti saatnya Kristus atau Nabi Isa kembali hadir di dunia ini.
Dengan demikian, perhitungan saya sebelumnya bahwa akhir dunia terjadi di sekitar 2077-2078 saya pikir belum perlu saya revisi. Perhitungan ini saya susun melalui pencermatan terhadap nubuat Yohanes (terdapat dalam Kitab terakhir dari Perjanjian Baru. Biasa juga disebut kitab wahyu). Telah saya bahasa dalam kedua artikel ini:
SEKIAN, HAL YANG WAJIB SAYA SAMPAIKAN.