Gambar Karaeng Pattingalloang dalam Atlas Maior (1662-1672)

Reading Time: 3 minutes

Gambar Karaeng Pattingalloang diklaim oleh sebagian kalangan terdapat pada sisi kanan Atlas Maior karya Joan Blaeu yang diterbitkan antara tahun 1662 dan 1672.

Dalam situs goodnewsfromindonesia.id misalnya, tertulis sebagai berikut:

“Sehingga wajahnya dilukis dalam Atlas Maior karya Blaeu di sisi kanan atas, sejajar dengan lukisan pembuatnya di sisi kiri atas,” tulis Abd Rahman Hamid, Peneliti dan Staf Pengajar Dept. Sejarah Universitas Hasanuddin. (lihat di sini)

ilustrasi pada atlas maior yang dianggap gambar karaeng pattingalloang
Ini ilustrasi Atlas Maior yang dianggap sebagai gambar Karaeng Pattingalloang
Atlas Maior karya Joan Blaeu
Sosok di sisi kanan atas pada atlas ini yang diklaim sebagai gambar Karaeng Pattingalloang
lukisan portrait Joan Blaeu
Sosok Joan Blaeu dalam lukisan portrait

Atlas Maior yang dibuat kartografer Belanda, Joan Blaeu, secara luas dianggap sebagai mahakarya Zaman Keemasan kartografi Belanda.

Karena merupakan karya monumental maka, tentu dengan mudah kita dapat menemukan ulasan mengenai Atlas itu di internet. Dan dengan pertimbangan itulah saya mencoba mencari tahu, apa benar Gambar Karaeng Pattingalloang disisipkan Joan Blaeu dalam karya besarnya.



Dalam situs cartographicperspectives.org yang membahas Atlas Maior dan Joan Blaeu, saya akhirnya menemukan pendapat berbeda. Dalam situs itu disebutkan bahwa sosok yang diilustrasikan oleh Joan Blaeu di sisi kiri dan kanan karyanya adalah Copernicus dan Ptolemeus.

Berikut ini kutipannya:

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Ini adalah bentuk peta belahan ganda Blaeu dalam Atlas Maior (1662–1672: vol. 1, pl. 1), dipuji oleh H. de la Fontaine Verwey sebagai “atlas terbesar dan terbaik yang pernah diterbitkan” (dikutip dalam Van der Krogt 2005, 34). 

(…..)

Seolah melambangkan tempatnya antara yang lama dan yang baru, Joan membingkai dunia antara gambar Copernicus dan Ptolemeus, dan menempatkan representasi alegoris planet dan musim di atas dan di bawah (Van der Krogt 2000, 485). (lihat di sini)

Saya pribadi tidak ingin mengatakan, klaim yang mengatakan bahwa gambar Karaeng Pattingalloang di atlas Maior sebagai klaim yang keliru, karena, di sisi lain pihak yang mengatakan bahwa gambar itu merujuk pada sosok Copernicus dan Ptolemeus, pun, pada dasarnya menyampaikan hal itu berdasar pada asumsinya saja.

Sejauh upaya saya melakukan penelusuran, tidak saya temukan satu pun catatan langsung dari Joan Blaeu, yang menyatakan atau memberi penjelasan sosok siapa yang ia lukis dalam Atlas Maior.

Jadi, apa tujuannya sama menulis artikel ini?

Saya membahas hal ini dalam artikel ini, semata-mata agar kiranya kita dapat berhati-hati dalam menyampaikan suatu klaim, terutama jika itu menyangkut tokoh besar dunia.

Tentu saja saya bangga jika ilustrasi dalam Atlas Maior adalah benar Gambar Karaeng Pattingalloang, tentu saja saya bangga jika  Henry The Black atau Enrique of Malacca adalah pelaut Nusantara yang klaimnya terbukti sebagai pengeliling dunia pertama. Bukan Fernando de Magelhaens.

Tapi alangkah baiknya jika semua klaim yang ingin menunjukkan kebesaran kesejarahan Indonesia itu didasari atas fakta-fakta yang valid.

Jika saja, ketika Joan Blaeu mengirimkan bola dunia pesanan Karaeng Pattingalloang ke Makassar, ia ada menulis sepucuk surat yang mengatakan bahwa: “Saya izin Karaeng, menyisipkan ilustrasi diri anda pada karya saya, Atlas Maior, semoga berkenan!” Nah, ini fakta yang sudah jelas tidak bisa dibantah lagi… 🙂

SEKIAN.

Baca juga:

Karaeng Pattingalloang: Filsuf dan Astronom Makassar Abad ke-17

Manuel Godinho De Eredia: Ahli Matematika dan Kartografer Berdarah Bugis-Portugis