Göbekli Tepe Situs Tertua di Dunia, Berusia 11.600 Tahun

0 Shares
Reading Time: 15 minutes

Menurut Muhammad b. Ma’mar -Abu ‘Amir – Zuhayr b. Muhammad – ‘Abdallh b. Muhammad b. ‘Aqil – ‘Amr b. Shurahbil b. Sa’id b. Sa’d b. ‘Ubadah – ayahnya – kakeknya – Sa’d b. ‘Ubadah: Seorang pria datang kepada Nabi dan berkata: Wahai Rasulullah, beritahu kami apa yang baik terjadi pada hari Jumat. Nabi menjawab: atasnya, Adam diciptakan, diturunkan, dan diambil oleh Tuhan. Selain itu, ada satu jam pada hari Jumat di mana Tuhan mengabulkan semua permintaan manusia, kecuali itu menjadi sesuatu yang buruk atau pemutusan hubungan keluarga. atasnya juga, saat ketika setiap malaikat mendekat ke Tuhan, setiap langit dan bumi, semua gunung, setiap angin semuanya terkagum-kagum pada hari Jumat. (The History of al-Tabari Vol. 1, hlm. 282-283)

Menurut Abu Kurayb-Ishaq b. Manr – Ab kudaynah – Mughirah – Ziyad – Ibrahim – ‘Alqamah – al-Qartha – ‘Salman, Rasulullah berkata: Apakah Anda tahu tentang Jumat? Ini adalah hari di mana Anda (bentuk singular) – atau Anda (bentuk plural) – [dan] ayah Adam diletakkan bersama [di bumi]. (The History of al-Tabari Vol. 1, hlm. 285)

Abu Ja’far (al-Tabari) mengatakan: saya mendapat informasi dari ‘Abdn b. Muhammad al-Marwazi – ‘Ammr b. al-Hasan – ‘Abdallh b. Abi Ja’far – ayahnya – al-Rabi ‘b. Anas – Abu al-‘Aliyah, bahwa: Adam diusir dari Firdaus pada jam kesembilan atau kesepuluh

Terkait hal ini, Al Tabari mengomentari: Jika mencermati pernyataan ini, berarti, Tuhan membuat Adam dan istrinya tinggalkan Firdaus setelah dua jam [mungkin maksudnya tiga jam] telah berlalu pada siang hari (pada hari Jumat) yang juga merupakan hari-hari penghuni dunia ini… – dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seluruh waktu yang berlangsung di dunia saat ini masih dalam waktu hari jumat menurut waktu akhirat.





Jika kita mencermati kalimat “Adam diusir dari Firdaus pada jam kesembilan atau kesepuluh”, kita dapat menduga bahwa karena hitungan jam di mulai dari jam 6 pagi (awal hari/ terbit fajar), maka berarti, jam ke sembilan atau kesepuluh yang dimaksudkan adalah jam 3 atau jam 4 sore, yang berarti telah memasuki waktu Ashar. Kesimpulannya: Adam di usir keluar dari surga pada waktu Ashar, hari Jum’at, waktu akhirat.

Dari pemahaman di atas, saya melihat bahwa tampaknya dari hal inilah makna yang terkandung dalam surat Al ‘Ashr. Bahwa kalimat “wal-‘asr” yang oleh para mufassir umumnya ditafsirkan sebagai “demi masa”, kemungkinan maknanya mesti ditafsirkan secara eksplisit menjadi: “Demi waktu ashar (sore) di mana kalian (manusia) jalani saat ini”. Kehadiran kata “demi” di awal kalimat bertujuan memberi penekanan terhadap pesan utama yang ingin disampaikan, bahwa: Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Pertanyaan kemudian adalah: Di waktu Ashar pada jam berapakah Adam diusir dari Surga untuk kemudian menjalani kehidupan di dunia?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat menggunakan hitungan perbandingan waktu dunia dan waktu akhirat yang telah kita dapat sebelumnya bahwa; 1 detik di akhirat = 420 hari di dunia. Hitungan perbandingan ini kita terapkan pada 3 jam durasi waktu Ashar (yang terhitung dari jam 3 sore hingga jam 6 sore). Jadi, 3 jam  (waktu akhirat) x 420 hari waktu dunia = 12.427 tahun waktu dunia. 

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Jika saja dalam riwayat, Adam dikatakan dihadirkan ke bumi tepat setelah 9 jam berlalu di hari itu (tepat memasuki waktu Ashar), maka bisa dikatakan, selama 12.427 tahun inilah usia Adam dan anak cucunya di dunia. Sayangnya, hal ini belum dapat menjadi kesimpulan.

Kalimat dalam riwayat bahwa, “Adam diusir dari Firdaus pada jam kesembilan atau kesepuluh” mengindikasikan, Adam dan Hawa diturunkan setelah memasuki waktu Ashar (antara jam kesembilan dan kesepuluh = antara jam tiga dan jam empat sore). Jadi, untuk itu, hitungan di atas mestilah mendapat pengurangan. Yang menarik, Al Quran, tampaknya memberi kita jalan untuk dapat memecahkan misteri ini.



0 Shares