Banyak orang melihat 22/02/2022 kemarin sebagai suatu momentum titik balik. Tapi hal yang dinanti itu tidak tampak di hari H-nya. Karena tidak ada sesuatu yang terjadi, seperti biasa, orang-orang segera melupakan.
Dua hari kemudian, 24 Februari, barulah muncul peristiwa besar yang layak dipandang sebagai suatu momentum titik balik sejarah. Tapi, orang-orang sudah melupakan ide “momentum titik balik” – Perhatian orang-orang sudah tercurah sepenuhnya pada berita yang menyentak dunia: Rusia menginvasi Ukraina.
Pro-kontra yang masif muncul kemudian, terutama di dunia maya, antara yang mendukung Rusia dan yang simpati kepada Ukraina, semakin menjauhkan orang-orang dari nalarnya untuk dapat membaca gestur sejarah.
Begitulah Sang Waktu – begitu mudah untuk-Nya menjalankan skenario yang dapat mengalihkan perhatian manusia – membolak-balik akal pikiran dan hati manusia. Anak milenial mungkin akan mengistilahkannya “Digocek Sang Waktu.” – Iya, kan…. digocek dua hari saja, semua langsung pada lupa… hehehe
Berbicara tentang tahun 2022 sebagai “tahun titik balik,” ternyata, George Soros pun sudah menyatakan hal ini di awal tahun kemarin (31 Desember), dalam sebuah acara virtual yang diselenggarakan Hoover Institution. Soros mengatakan bahwa; tahun 2022 akan menjadi “titik balik” di mana dunia akan berputar secara tegas baik itu ke arah keterbukaan dan kebebasan atau kediktatoran dan penindasan.
Secara umum, dunia sudah tahu seperti apa sepak terjang George Soros. Bagi Indonesia, malah menjadi momok yang paling disalahkan atas terjadinya krisis moneter 1998.
Ketika Soros menyatakan tahun 2022 sebagai tahun titik balik dunia – sebagai tahun krisis dunia – ini tidak perlu kita lihat bahwa ia adalah seorang peramal, atau dia benar-benar adalah “The Son of Satan,” tapi, kita harus melihatnya dalam perspektif bahwa dia adalah orang yang memiliki sumber daya yang besar dan dukungan dari berbagai arah – sehingga dapat melakukan sesuatu seperti prediksinya. Singkatnya, prediksinya itu adalah arah yang ingin ia tuju.
Jadi, ketika Soros mengatakan tahun 2022 sebagai tahun titik balik dunia, kita bisa memaknai bahwa tahun 2022 adalah tahun di mana Soros dan orang-orang sependirian dengannya akan menjadikan tahun 2022 sebagai tahun penentuan peta politik dunia untuk beberapa dekade mendatang.
Soros Khawatirkan Kemitraan Putin-Xi, Berharap Mereka Dapat Dihentikan “Sebelum Menghancurkan Peradaban Kita”
Bisa dikatakan, pernyataan Soros bahwa tahun 2022 sebagai tahun titik balik dunia, berasal dari kekhawatirannya terhadap kemitraan antara Putin dan Xi Jinping.
Kekhawatiran Soros ini ia tuangkan dalam artikel opini berjudul “Vladimir Putin and the Risk of World War III“ yang terbit 11 Maret 2022.
Dalam artikel tersebut Soros mengatakan:
Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu merupakan awal dari perang dunia ketiga yang berpotensi menghancurkan peradaban kita. Invasi tersebut didahului oleh pertemuan panjang antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping pada 4 Februari – awal perayaan Tahun Baru Imlek dan Olimpiade Musim Dingin Beijing. Di akhir pertemuan itu, kedua pria itu merilis dokumen 5.000 kata yang disusun dengan cermat yang mengumumkan kemitraan erat antara kedua negara mereka. Dokumen itu lebih kuat dari perjanjian apa pun dan harus memerlukan negosiasi terperinci terlebih dahulu.
Soros, mengungkapkan keterkejutannya bahwa Xi tampaknya telah memberikan “carte blanche” (kekuasaan penuh) kepada Putin untuk menyerang dan mengobarkan perang melawan Ukraina.
Tak lupa Soros menyatakan serangan personalnya ke pribadi Xi dan Putin.
Untuk Xi, Soros mengatakan: Dia harus sangat yakin bahwa pengukuhannya sebagai penguasa China seumur hidup akhir tahun ini akan menjadi formalitas belaka. Setelah memusatkan semua kekuatan di tangannya sendiri, Xi telah dengan hati-hati menyusun skenario di mana dia akan diangkat ke tingkat Mao Zedong dan Deng Xiaoping.
Untuk Putin, Soros mengatakan: Setelah mendapatkan dukungan Xi, Putin mulai mewujudkan impian hidupnya dengan kebrutalan yang luar biasa. Mendekati usia 70 tahun, Putin merasa bahwa jika dia ingin membuat jejaknya dalam sejarah Rusia, sekarang atau tidak sama sekali. Tapi konsepnya tentang peran Rusia di dunia itu menyesatkan. Dia tampaknya percaya bahwa orang-orang Rusia membutuhkan Tsar yang dapat mereka ikuti secara membabi buta. Itu adalah kebalikan langsung dari masyarakat demokratis, dan itu adalah visi yang mendistorsi “jiwa” Rusia, yang emosional sampai ke titik sentimentalitas.
Di akhir tulisannya, Soros mengatakan: Kita hanya bisa berharap bahwa Putin dan Xi akan disingkirkan dari kekuasaan sebelum mereka dapat menghancurkan peradaban kita.