Jejak Penambang Emas dari Kerajaan Tertua Bugis di Afrika

Reading Time: 4 minutes

Prof. Dr. Andi Zainal Abidin Farid dalam bukunya yang berjudul “Capita Selecta: Sejarah Sulawesi Selatan” mengatakan bahwa Dr. Cyril A. Hromnik yang meneliti di Afrika Selatan dan Malagasi (Madagaskar) khusus datang mengunjunginya di Makassar pada tahun 1987, dan menyampaikan hasil penelitiannya bahwa dari abad ke 1 sampai abad ke 10 Masehi, banyak sekali pekerja yang dikirim dari kerajaan tertua Bugis di Sulawesi Selatan, ke Afrika Selatan untuk dipekerjakan di pertambangan emas orang-orang India.

Atas informasi tersebut Prof. Dr. Andi Zainal Abidin Farid menyampaikan bahwa kerajaan tertua Bugis yang dimaksud Hromnik dengan sebutan “The Ancient Bugis State” itu menurut tradisi adalah Luwu.

Dalam buku saya yang berjudul LUWU BUGIS The Antediluvian World, Bagian 11: Jejak Luwu di Madagaskar dan Afrika, saya juga telah membahas mengenai jejak orang Bugis atau pun pelaut Bajo di Madagaskar dan Afrika.

Buku Luwu Bugis “The Antediluvian World”

Misalnya, di Madagaskar, saya temukan toponim Ampasimanjeva yang saya perkirakan adalah bentuk bahasa Makassar “ampa sima jappa” yang berarti: “menarik biaya perjalanan.” Jadi saya menduga, di masa lalu, desa itu merupakan tempat tinggal para pemilik armada kapal.



Ampasimanjeva berada di distrik Manakara, nama yang identik dengan ungkapan “manakkara” – yang sekarang menjadi slogan resmi pada lambang pemerintah kabupaten Mamuju.



Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Kisah masa lalu yang menyertai penamaan desa Manakara di Madagaskar pada kenyataannya terkesan memiliki keterkaiatan yang erat dengan sejarah wilayah Mamuju/Mandar, yang sekarang menjadi provinsi Sulawesi Barat.

Dari sebuah situs di internet saya menemukan penjelasan asal nama daerah Manakara yang ada di Madagaskar. Sumber tersebut menyebutkan bahwa nama “Manakara” berasal dari dua makna:

Makna pertama, berasal dari keberadaan batu karang besar atau “aram-bato” yang ada di laut, dari utara ke selatan. Jadi tempat ini disebut “manana aram-bato” maka jadilah nama “Manakara”. Batu karang besar ini dijaga oleh makhluk gaib yang hidup di bawah air; “Rangahy Sola”.

Makna kedua, Manakara terkait dengan ungkapan “7 vinany”. Ungkapan 7 vinany ini merujuk pada makna tentang 7 sungai yang mengalir ke muara hingga terhubung kelaut.

Makna 7 vinany ini bisa dikatakan identik dengan ungkapan yang terkenal dalam literatur kesejarahan bumi Manakkara di Sulawesi Barat, yakni; “Pitu Ulunna Salu dan Pitu Ba’bana Binanga” (Tujuh Kerajaan di Hulu Sungai, dan Tujuh Kerajaan di Hilir Sungai). Karena itu saya menduga, 7 vinany kemungkinan bentuk aslinya adalah 7 binanga atau minanga (yang dapat berarti muara sungai). Terjadi perubahan fonetis labial, yaitu antara v pada vinany dengan b pada binanga.