Rupa-rupanya ulasan saya tentang kode 132 dan 312 dalam tulisan sebelumnya belum lengkap. Masih ada bagian yang belakangan baru saya temukan. Jadi, tulisan ini sifatnya melengkapi. Bukan merevisi tulisan sebelumnya.
Dalam tulisan sebelumnya (baca di sini: Semesta Isyaratkan Angka 312 dan 132, Apa Artinya?) Saya telah menjelaskan bahwa FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) 132 dan 312, adalah: 12 (2 × 2 × 3). Lalu, dengan menggunakan angka 12 sebagai bilangan pembagi, kita mendapatkan hasil: 132:12 = 11 ; 312:12 = 26.
Yang kurang saya dalami lebih jauh dalam tulisan tersebut adalah angka 11 dan 26 ini. Ternyata, akar dari 11 dan 26 memiliki makna tersendiri. Berikut uraiannya….
Akar kuadrat dari 11 adalah… √11 = 3,31662479…, (3,3×10= 33)
Akar kuadrat dari 26 adalah… √26 = 5.09901951…, dapat dibulatkan menjadi 5,1 (5,1×10= 51)
Angka 51 yang didapatkan dari akar 26 dikalikan 10, ternyata terkait dengan 0,14 yaitu angka di belakang koma pada bilangan Pi (3,14).

Bilangan Pi adalah bilangan konstanta yang dihasilkan dari perbandingan keliling lingkaran dengan diameternya.
Bilangan Pi menunjukkan bahwa rasio keliling suatu lingkaran adalah 3 kali (lebih 0,14) dari diameternya. (lihat gambar)

Berikut ini hitungan nilai 0,14 dari 360 (keliling lingkaran):
360 x 0,14 = 51,42857142 … (dapat dibulatkan menjadi 51)
DEMIKIANLAH, HITUNGAN INI MENUNJUKKAN KODE 312 TERKAIT ERAT DENGAN ANGKA 51.
PERTANYAANNYA: APA PENTINGNYA ANGKA 33 DAN TERUTAMA 51 INI?
Sebelum pertanyaan ini saya jawab, saya ingin terlebih dahulu mengarahkan perhatian pembaca ke fakta bahwa DALAM KODE 132 DAN 312 ADA ANGKA 6 DAN 12 YANG BERMAIN, yang bisa dikatakan merupakan basic dari kedua angka tersebut.
Jika kita menjumlahkan semua angka pada 132 hasilnya: 6 (1+3+2= 6). Begitu juga jika kita menjumlah semua angka pada 312 hasilnya: 6 (3+1+2= 6).
Jika kita menjumlahkan semua angka pada 33 hasilnya: 6 (3+3= 6). Begitu juga jika kita menjumlah semua angka pada 51 hasilnya: 6 (5+1= 6).
Lalu apa istimewanya angka 66 ini?
jika ditinjau menggunakan perhitungan gematria alphabet Arab, 66 adalah jumlah gematria kata “ALLAH”. Ini dapat kita temukan gambarannya jika membedah bacaan Basmalah menurut perhitungan Gematria.
Dalam tradisi Islam, ada sebagian kalangan yang biasanya menuliskan kalimat basmalah dengan angka 786.
Dalam tradisi muslim di Nusantara, membaca basmalah sebanyak 786 dalam sehari dipercaya memiliki khasiat tertentu, seperti dapat menglariskan dagangan atau terpenuhi suatu hajat.
Sebenarnya, angka 786 berasal dari penghitungan jumlah gematria huruf dalam tulisan basmalah (lihat gambar)

Bismi – jumlah Gematria 102
Allah – jumlah Gematria 66
al-Rahman – jumlah Gematria 329
al-Rahim – jumlah Gematria 289
Total: 786.
YANG MENGEJUTKAN, angka 33 jika dikali 2 hasilnya: 66, sama dengan jumlah gematria nama “ALLAH”.
Sementara itu, angka 51 jika dikali 2 hasilnya: 102, sama dengan jumlah gematria “BISMI” (yang artinya “Atas Nama”).
Jadi, yang terlewatkan dalam penjelasan saya dalam tulisan sebelumnya adalah bahwa, kode 132 dan 312 jika disandingkan, mengandung makna “BISMI-ALLAH” (ATAS NAMA ALLAH).
Jadi, kode 132 dan 312 jika disandingkan, mengandung makna “BISMI (312) – ALLAH (132)” (ATAS NAMA ALLAH). Jadi, Kode 132 (ALLAH) dan 312 (BISMI) DIBACA DARI KANAN KE KIRI SESUAI PEMBACAAN AYAT SUCI AL-QURAN. Secara filosofis, pembacaan dari kanan (atau dari kode 312) ini terkait pula dengan tepat jam 3:12 waktu Asar di hari Jumat (waktu akhirat) saat di mana Adam terusir keluar dari Surga. (ini telah saya bahas dalam artikel: Adam Terusir Dari Surga: Jumat, Jam 3:12 Asar). Jadi, jika kode 312 adalah simbolisasi momentum paling awal – di mana semua hal dimulai, maka kode 132 adalah simbolisasi momentum di mana semua hal akan berakhir.
Dan…., tidak sampai di situ saja saudara-saudara… masih ada kejutan lainnya….
Angka 66 dan 102 jika dijumlahkan hasilnya: 168.