Fakta: Negeri Saba (Sabah) atau “Negeri Pagi” Adalah Identitas Wilayah Nusantara di Masa Kuno

0 Shares
Reading Time: 10 minutes

Seorang teman saya di Facebook yang bertempat tinggal di Singaraja Bali, mengatakan Di bali setiap perande, peranda, atau pedanda (pendetanya orang Bali) memiliki kewajiban “nyurya sewana” di pagi hari memuja matahari yang baru terbit. 

Beliau juga mengatakan bahwa orang Bali kebanyakan menyebut perandenya (pendétanya) dengan sebutan “suryan tityangé” (matahari saya) atau bisa diartikan “wakil saya memuja matahari”. Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa sikap penghormatan khusus untuk Matahari terbit” hingga kini masih lestari dalam kebudayaan masyarakat Bali.

Demikianlah alasan mengapa Bangsa penyembah matahari di masa kuno menyebut negeri mereka sebagai “negeri pagi”. Dan perlu pula pembaca ingat bahwa, dalam kitab suci (Al-Kitab atau pun Al Quran), orang-orang negeri saba (negeri pagi) memang dikisahkan adalah kaum penyembah matahari.



Berikut ini ulasan saya mengenai toponim-toponim yang bermakna pagi: Mori, Boni, dan tentunya Sabah.

MORI ATAU MAORI YANG BERARTI “PAGI”

Di wilayah timur, tempat bersemayamnya Helios sang Dewa Matahari dalam mitologi Yunani, terdapat banyak toponim dan etnonim yang menggunakan kata “Mori”. Seperti Suku Maori (penduduk asli Selandia Baru), Suku Mori di Sulawesi tengah, Pulau Mori di muara sunga Malili di Luwu Timur, dan Puncak Nene’ Mori yang merupakan puncak kedua tertinggi di pegunungan Latimojong setelah puncak Rante Mario, dan masih banyak lagi toponim lainnya.

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Pertanyaan yang mestinya timbul adalah: mengapa di belahan bumi bagian timur terdapat banyak toponim ‘Mori’ (Maori)?

Jawabnya, adalah karena kata ‘mori’ sesungguhnya berarti: Pagi. Belahan timur bumi sebagai titik awal terbitnya matahari atau, sisi muka bumi yang paling awal mengalami waktu pagi yang menyebabkan banyak toponim ‘mori’ tersebar di wilayah ini.

Lalu apa buktinya, jika mori berarti pagi? Jawabnya, silakan cermati uraian berikut ini.

Ucapan selamat pagi orang Maori (penduduk asli Selandia Baru) adalah: “Mrena“.  Kata ini identik dengan bentuk “morning” dalam bahasa Inggris, yang pada situs merriam-webster.com (lihat di sini) dijelaskan bahwa bentuk dasar kata “morning” adalah: “morn” yang mendapat suffix -ing.

Bahkan, kata ‘timur‘ atau ‘timor‘ pun sebenarnya bermakna “Sang Pagi”. Kata ‘Timor’ berasal dari dua kata yaitu: ti/ te dan Mor/ Mori,

ti/ te adalah bentuk defenitif, sama dengan bentuk the dalam bahasa Inggris. Bentuk defenitif semacam ini, dalam bahasa Indonesia, dapat kita temukan pula pada kata ‘teluk’ (dari kata dasar ‘luk’ yang masih kita gunakan untuk menyebut lengkungan pada keris). Sementara itu, Mor/ mori artinya Pagi. Jadi, kata ‘ti-mor‘ secara harfiah bisa kita maknai “The Morning” atau “Sang Pagi”.

KATA ‘PONI’ (BENTUK ASAL NAMA PHOENCIA) YANG BERARTI: PAGI.

Dalam tulisan sebelumnya Filosofi “Bangsa Matahari” telah saya urai bahwa banyak bangsa besar di masa lalu yang menunjukkan identitasnya sebagai pemuja Dewa Matahari. Seperti Bangsa India, Mesir kuno, Babilonia, Yunani kuno, Maya, hingga orang-orang Polinesia.

Terkhusus Bangsa Phoenicia, identitas mereka tergambar jelas pada pengistilahan nama kawasan mereka bermukim di ujung timur Laut Mediterranean, yang menghadap ke arah barat, yang disebut sebagai “Laut Matahari Terbit”. Jelas terlihat bahwa atribut “pagi” melekat sebagai “jati diri mereka”. Senantiasa mereka bawa ke mana saja mereka pergi. Hal ini tidak lain, adalah karena mereka bangsa berjiwa Matahari.

Identitas “Pagi” yang ditonjolkan Bangsa Phoenicia inilah yang kemudian menimbulkan asumsi saya bahwa “identitas semacam ini mestinya pernah digunakan dan melekat pada komunitas masyarakat di timur jauh sebagai wilayah paling awal matahari terbit.” Dan ternyata asumsi tersebut terbukti benar adanya.

0 Shares

5 Comments on “Fakta: Negeri Saba (Sabah) atau “Negeri Pagi” Adalah Identitas Wilayah Nusantara di Masa Kuno”

  1. Menurut saya, harusnya dibahas dulu tentang pengertian sabah, atau sobah, atau pun subuh. Barulah membahas mori sebagai bentuk kata lain dari pagi.
    Di artikel ini saya awalnya agak bingung, baru mengerti saat di pertengahan ketika sudah menyebut tentang Sabah.

    Bagaimanapun, artikelnya mantab. Mengandung wawasan luas. Dan sebagai tambahan… Bagaimana dengan Sabah, Malaysia? Bagaimana juga dengan tradisi ritual jepang yang menghadap ke timur saat matahari terbit? Kalau tidak salah istilahnya Taisho?

  2. Betul jgn terkecoh kosakata pagi sabah dst dst, banyak diwilayah timur benua asia ada istilah ttg wilayah pagi, matahari dll tdk cm di saba nusantara, sabah dimalaysia,
    Wana saba artinya?? Wana hutan, saba? Berkumpul
    Entahlah.

    Mulai digali jg jejak2 metodologi iblis dan balatentara nya dalam membodohi manusia,
    1) mengajarkan secara halus manusia menyembah api, matahari, sinar, cahaya, surya, mungkin petir jg, knp?
    Krna iblis merasa berasal dr api, bercahaya, dst dst.
    2) iblis dan balatentara nya punya.metodologi jg menyesatkan manusia, contoh ibrahim as sebagai nabi, oleh generasi2 sebelumnya diubah menjadi dewa/tuhan, dan bnyak nabi2 atau orang sholeh yg dijadikan dewa atau tuhan.oleh generasi2 sesudahnya.

    3) dst dst
    Disetiap suku pasti sdh diutus minimal seorang nabi, contoh pasti ada nabi yg diutus untuk orang2 jepang dahulu kala, lama2 nabi trsebut.jd salah satu dewa, atau penduduk.trsebut tanpa sadar menyembah dewa matahari alias iblis,
    Ingat hari lahir dewa matahari? Yg dirubah jadi hari lahir tuhan?

    Metodologi Iblis yg berulang bukan?
    Modus operandi

Comments are closed.