Kaitan Angka 144 yang Sakral Dalam Tradisi Ibrani dan Angka 8291 yang Disebut Dalam Wangsit Jayabaya (Tradisi Jawa)

Reading Time: 3 minutes

Ada banyak sejarawan yang menganggap bahwa angka 12 adalah angka yang sangat penting dalam tradisi Yahudi dan Kristiani di masa-masa awal Seperti, 12 suku Israel, 12 pengikut Yesus. Bahkan ini sampai pada tradisi Islam Syiah tentang 12 imam.

Scot McKnight (seorang sarjana Perjanjian Baru Amerika, sejarawan Kristen awal, teolog, dan penulis yang telah banyak menulis tentang sejarah Yesus) mengatakan, mengenai pemilihan angka 12 oleh Yesus sebagai jumlah pengikutnya, ada banyak sarjana yang menganggap hal itu didasari oleh niat ke “sesuatu hal yang mendasar,” walau demikian hingga kini faktor yang membentuk niat tersebut, belum dapat disimpulkan secara meyakinkan.





Dalam Kitab Perjanjian Baru, Wahyu 21: 10-21, ada disebut Kota Yerusalem baru ( juga disebut Yerusalem Surgawi atau pun Sion dalam kitab-kitab lain dari Alkitab Kristen). Yesaya menubuatkan bahwa Bait Suci ketiga yang dibangun kembali akan menjadi rumah doa bagi semua bangsa. Kota Yerusalem baru, akan menjadi titik berkumpulnya bangsa-bangsa di dunia.

Yerusalem baru dideskripsikan Yohanes (menurut visi kenabiannya) sebagai kota yang dasarnya berbentuk bujur sangkar dan dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari yaspis. Tinggi, panjang, dan lebar kota tersebut memiliki dimensi yang sama – yaitu 12,000 stadia.

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Ketebalan temboknya disebut 144 hasta. Ada 12 buah pintu gerbang pada tembok kota (masing-masing 3 buah di sisi utara, barat, selatan, dan timur), dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada 12 malaikat, dan nama-nama 12 suku Israel tertulis di atasnya. 



Tembok itu mempunyai 12 batu dasar, dan di atasnya tertulis kedua belas nama rasul Anak Domba. Dan pada kedua belas pintu gerbang itu dua belas mutiara (setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara).

Beberapa kalangan menganggap bahwa kota tersebut sebagai suatu bentuk simbolis. ini terutama didasari oleh pertimbangan bahwa pada wahyu 21:9-10 kota Yerusalem disebut sebagai “pengantin perempuan, mempelai Anak Domba” oleh Malaikat yang berbicara dengan Yohanes. Merujuk pada fakta ini, dapat diasumsikan bahwa ‘Anak Domba’ telah ditakdirkan sebagai pewaris atau pemilik sah kota Yerusalem Baru.