Misteri Sexagesimal (basis 60) dalam Kepercayaan Kuno

3 Shares
Reading Time: 4 minutes

Sexagesimal juga dikenal sebagai basis 60 atau sexagenary, adalah sistem angka dengan enam puluh sebagai basisnya. Menurut sejarah, ini berasal dari bangsa Sumeria kuno di milenium ke-3 SM, lalu diturunkan ke Babilonia kuno di milenium ke-2 SM.

Saat ketika orang Babilonia dan Sumeria (atau pun bangsa-bangsa lain sebelum mereka) menggunakan Sexagesimal sebagai dasar sistem hitung adalah masa ketika manusia masih menyelaraskan semua aspek kehidupannya dengan semua kemungkinan yang muncul di dunia atas kehendak langit.

Pada masa itu, hitungan bukan saja digunakan dalam kegiatan perdagangan, tetapi juga, terutama, untuk menuntun aspek spiritualistik manusia agar tetap sinkron dengan “siklus waktu dan peristiwa yang menyertai”, yang dipercaya, merupakan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa untuk terjadi di sepanjang rentang waktu kehidupan di dunia.



Ini adalah landasan moral yang mengiringi perkembangan kebijaksanaan dunia kuno – yang diwariskan turun temurun dari sejak masa yang paling primordial, yaitu sejak utusan langit yang pertama hadir di muka bumi.

“Siklus waktu dan peristiwa yang menyertai” dapat dikatakan merupakan ritme “pola penciptaan” dunia beserta isinya. Sinkronisasi manusia dengan pola tersebut adalah berarti upaya mereka menjaga persepsi tetap fokus pada aspek “esensi diri” dan “peran keberadaannya di dunia”.

Pada masa sekarang, kita masih dapat menyaksikan ada banyak jejak kebijaksanaan dunia kuno tentang sinkronisasi waktu dunia dengan waktu akhirat yang bekas-bekasnya terserak, baik di dalam tradisi keagamaan maupun tradisi budaya suatu suku bangsa.

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Sayangnya, kita tidak mengetahui lagi makna jejak tersebut sebagaimana mestinya. Seakan-akan, ada titik persimpangan dalam perjalanan sejarah di mana manusia secara begitu saja melupakan kebijaksanaan kuno tersebut.

Ada kemungkinan bahwa titik persimpangan tersebut adalah, saat di mana manusia telah cukup maju dalam hal perhitungan, sehingga, konsep hitung yang dimunculkan pada masa itu dapat kemudian menjadi landasan ideal berkembangan ilmu hitung ribuan tahun selanjutnya.



Tetapi, di sisi lain, aspek spiritual tetang sinkronisasi waktu dunia dengan waktu akhirat telah terlupakan. Mungkin orang-orang di masa itu telah mulai melihat hal tersebut sebagai hal yang tidak relevan lagi untuk menjadi fokus perhatian. Mereka menepikan realitas yang esensi lalu memulai menyelami lautan ilusi dunia.

Mereka tidak menganggap tindakan itu sebagai suatu kekeliruan yang fatal. Malah sebaliknya, mereka melihat dirinya sebagai golongan reformis visioner yang secara signifikan telah berjasa memberi perbaikan dalam perjalanan peradaban umat manusia.

Jenis golongan ini yang mungkin disebutkan Allah dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 11-12: Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” – Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.

Sexagesimal (basis 60) Dalam tradisi Sumeria dan Babilonia

Sexagesimal yang digunakan bangsa Sumeria dan Babilonia kuno, menghitung sampai 12 hanya dengan satu tangan, dengan ibu jari menunjuk ke setiap tulang jari pada keempat jari secara bergantian. Dengan satu tangan menghitung berulang kali ke jumlah 12, lalu satu tangan lagi menampilkan jumlah iterasi, maka jumlah 60 dan 144 dapat diperoleh (Lihat gambar di bawah).

iterasi lima jari menghasilkan jumlah 16 (dokpri)
iterasi lima jari menghasilkan jumlah 16 (dokpri)
Iterasi 12 buku buku jari menghasilkan jumlah 144 (dokpri)
Iterasi 12 buku buku jari menghasilkan jumlah 144 (dokpri)

Dalam sejarahnya, selain digunakan oleh orang Sumeria dan Babilonia, sistem Sexagesimal juga diketahui digunakan dalam kalender Cina dan juga kalender suku Maya.

Dalam sistem perhitungan hari Suku Maya, dikenal penamaan basic unit seperti: 1 tun yang berarti 360 hari; 1 katun yang berarti 7200 hari, dan 1 baktun yang berarti 144,000 hari. Dan tentu saja, yang paling terkenal mengenai sistem kalender suku Maya adalah mengenai akhir hitungan kalender mereka yang berada di 12 / 12 / 2012 menurut kalender Gregorian. (sumber di sini)

Jejak angka 12 dan 144 dalam tradisi Suci Yahudi dan Kristiani

Mengungkap pertanyaan, mengapa kalender suku Maya berakhir di tanggal 12 Desember 2012, yang secara jelas menyajikan angka 12 sebagai akhir perhitungan mereka, tentu saja membutuhkan pendalaman ekstra, namun setidaknya, persepsi spiritual mereka tentang angka 12, dapat mudah kita temukan kesamaannya di dalam berbagai tradisi suci suku bangsa lain di dunia ini.

Ada banyak sejarawan yang menganggap bahwa angka 12 adalah angka yang sangat penting dalam tradisi Yahudi dan Kristiani di masa-masa awal Seperti, 12 suku Israel, 12 pengikut Yesus. Bahkan ini sampai pada tradisi Islam Syiah tentang 12 imam.



3 Shares

2 Comments on “Misteri Sexagesimal (basis 60) dalam Kepercayaan Kuno”

Comments are closed.