Selain ketiga titik ini, sebenarnya masih ada satu lagi, yakni kampung Karataun di kecamatan Kalumpang, Mamuju, Sulawesi Barat. Saya pikir, bentuk sebenarnya dari Karataun ini adalah Karatuan.
Bagi para Arkeolog nama Kalumpang tentu tidak asing lagi. Karena di wilayah ini ditemukan banyak peninggalan budaya Neolitik.
Perhatian dunia Internasional terhadap wilayah Kalumpang telah berlangsung sejak 1935. Ketika P.V. Van Stein Callenfels mempresentasikan hasil ekskavasinya di Bukit Kamasi pada 1933 dalam The Second Congress of Prehistorians of the Far East di Manila (Callenfels 1951).
Kemudian Callenfels melakukan penggalian di Situs Palemba yang juga terletak di Desa Kalumpang, tepatnya di sisi selatan, pada sudut pertemuan antara Sungai Karataun dan Sungai Karama.( “Petutur Austronesia Sudah Ada Sejak Sekitar 4000 Tahun Lalu di Sulawesi“. Posted on Februari 12, 2016).
Penelitian di Situs Kamasi kemudian dilanjutkan oleh Heekeren pada 1949, dengan membuka kotak ekskavasi di sekitar kotak gali Stein Callenfels. Selain di Kamasi, Heekeren (1972) melakukan survei di Minanga Sipakko yang letaknya di tepi utara Sungai Karama, sekitar 4 km di selatan Desa Kalumpang dan memperoleh temuan yang serupa dengan temuan dari Kamasi.
Temuan dari hasil penelitian Stein Callenfels dan Heekeren itulah yang menjadi tonggak awal penelitian arkeologi di wilayah Kalumpang, sehingga memunculkan istilah budaya Neolitik Kalumpang. (ibid)
Truman Simanjuntak melakukan penelitian ulang terhadap Situs Minanga Sipakko pada 2004-2005, dan menemukan sisa pemukiman Neolitik awal yang masih in situ pada kedalaman 80-100 cm dari permukaan sekarang.
Penelitian intensif di situs Neolitik Minanga Sipakko dilakukan kembali pada 2007-2008. Hasil ekskavasi di Minanga Sipakko pada 2004-2005 dan 2007, dan di Kamasi pada 2008 menunjukkan adanya lapisan hunian Neolitik dengan karakteristik relatif sama, yang dimulai sekitar 3600 tahun yang lalu. (ibid)
Dengan menimbang berbagai hal terkait Karataun di Kecamatan Kalumpang, maka dalam pembahasan selanjutnya, Karataun (kalumpang) akan dimasukkan dalam hipotesis sebagai toponim yang menunjukkan jejak sebagai pusat kedatuan di masa kuno.
Dan berikut ini peta letak keempat titik daerah bernama karatuan di pulau Sulawesi…

2 Komentar
Pingback: Pembacaan ‘Ho-ling’ Sebagai “Walaing” atau “walain” oleh LC Damais, Menjadi Kunci Penentuan Letak Ho-ling di Pulau Sulawesi – Fadlybahari "La Patikala"
Pingback: Isanapura (Negeri Timur Laut), Sebutan Nusantara di Masa Kuno – Fadlybahari "La Patikala"