Hipotesis Ini Buktikan Kerajaan Holing Terletak di Sulawesi

1 Shares
Reading Time: 14 minutes

Dalam kesempatan ini, saya ingin menjabarkan suatu hasil upaya identifikasi berita dari kronik Cina (terutama dari masa dinasti Tang) tentang kerajaan Holing, yang menunjukkan keidentikan dengan berbagai hal yang terdapat di pulau Sulawesi. 

Upaya identifikasi meliputi tinjauan kebiasaan masyarakat kerajaan Holing yang dikabarkan dalam kronik Cina (tinjauan antropologi), toponim atau penamaan wilayah (tinjauan linguistik), keunikan kawasan atau wilayah tertentu (tinjauan geografis) hingga penyebutan nama penguasa yang identik nama Raja/Datu dalam silsilah kedatuan Luwu, yakni: Simpurusiang dan Tampa Balusu (genealogi).

Menurut catatan Chiu T’ang shu (197: 3a) atau Old Tang History, Kerajaan Holing terletak di sebuah pulau di selatan.



Menurut Hsin Tang shu (222C: 3b) atau New Tang History, Kerajaan Holing terletak di laut selatan menghadap Po-li di timur dan to-p’o-teng di barat. Kedua teks tersebut menyamakan Holing dengan She-po.

Hirth dan Rockhill (Chao Ju-kua, p. 60) menyimpulkan bahwa Kerajaan Holing ada di Jawa bagian barat dan mengusulkan bahwa nama itu adalah transkripsi dari Kalinga di India, dari mana para pemukim Hindu di Jawa sebagian besar dianggap berasal.

Namun, Gerini menempatkan negara itu di Semenanjung Melayu, sementara Schafer dalam “The Golden Peaches of Samarkand (p. 67) menyebutnya Kalinga dan menganggapnya sebagai sebuah negara di Jawa.

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Hans Bielenstein (2005) dalam bukunya Diplomacy and Trade in the Chinese World, 589-1276, mengatakan Mungkin saja K’o-ling (Ho-ling) ada di Jawa, yang dalam hal ini adalah pendahulu She-po. 

Namun, catatan menunjukkan bahwa periode mereka tumpang tindih. Pelliot mencatat pengiriman utusan dari Kerajaan Holing ke Tiongkok terjadi pada tahun 640 sampai 648, 666, 767, 768, 813, sampai 815 dan 818. Selama masa itu, tidak ada penyebutan nama She-po.



Kronik Cina dari zaman dinasti Sung Awal (420-470 M) ada menyebut nama She-po, yang berarti muncul sebelum masa pencatatan Holing, lalu muncul kembali pada tahun 820 sampai tahun 856 M, yakni setelah nama Holing tidak disebutkan lagi. Hal ini menunjukkan bahwa utusan Kerajaan Holing ataupun She-po dianggap sama oleh orang-orang Cina.

She-p’o: Menurut Sung shih (489: 15b) dan Wen-hsien t’ung-k’ao (332: 14b), terletak di laut selatan. Menurut Chao Ju-kua (1170–1228) seorang pemeriksa pabean di kota Quanzhou di Tiongkok pada masa Song akhir, She-po dapat dicapai dari Chuan-chou (Quanzhou) setelah perjalanan laut sekitar sebulan.

Sejarawan pada umumnya menganggap She-po adalah sebutan untuk Jawa, namun demikian, terdapat pula pendapat bahwa She-po yang dalam catatan Arab disebut Zabaj, adalah suatu tempat di Sumatera, Semenanjung Melayu, Kalimantan, dan Nusantara secara umum. Sehingga dapat dikatakan bahwa letak Kerajaan Holing atau She-po pada dasarnya masih menjadi bahan perdebatan di antara para sarjana.

Slamet Muljana misalnya dalam buku Sriwijaya, mengatakan: Sudah terang bahwa pada zaman I-ts’ing, nama Jawa itu sudah dikenal di kerajaan Sriwijaya, karena pada piagam Kota Kapur yang dikeluarkan pada tahun 686 telah disebutkan bahwa “tentara Sriwijaya berangkat ke bhumi Jawa.” Tentunya I-Ts’ing juga mengenal piagam tersebut, setidak-tidaknya pernah mendengar nama Jawa, karena ia lama menetap di Sriwijaya. Lagi pula ia adalah orang yang mengagumi Fa-hien, padahal Fa-hien yang berangkat dari Tiongkok pada tahun 414 telah menyebut Jawadi, dan pada zaman dinasti Sung yang pertama (420-578), telah disebut pula nama Yawada; maksudnya Yawaswipa. 

Suatu kenyataan ialah bahwa I-Tsing menyebut Holing. Adaikata yang dimaksud oleh I-Tsing adalah Jawa, pasti ia akan berusaha mendeskripsikan nama Jawa itu dengan ucapan Tionghoa yang mirip. Demikianlah, mungkin sekali bahwa yang dimaksud dengan Holing itu memang bukan pulau Jawa.



1 Shares