Konsep Bissu dan Mitos Adam sebagai Hermaprodit

Reading Time: 7 minutes

Dalam tradisi Bugis, seorang Bissu bukan hanya sebagian pria dan bagian wanita, tetapi juga sebagian dewa dan makhluk hidup. Bissu menempati peran ritual kritis sebagai perantara antara dunia supranatural dan komunitas Bugis. Bissu menjadi mediator antara manusia dan dunia supernatural karena ia punya peran ritual spesifik – Demikian Garrick Bailey, James Peoples menggambarkan sosok seorang Bissu dalam buku Essentials of Cultural Anthropology (2010:60).

Dalam buku Keberagaman Gender di Indonesia, Sharyn Graham Davies mengutip Andaya (2000:43) yang menulis bahwa; Perpaduan karakteristik laki-laki dan perempuan dalam diri seorang bissu dianggap penting untuk pemenuhan persyaratan dalam ritual mereka (2017: 151-152).

Sharyn Graham Davies juga mengungkap salah satu naskah sejarah paling awal yang menyebut Bissu, bersumber dari pedagang berkebangsaan Portugis Antonio de Paiva, yang mengunjungi kepulauan ini di abad keenam belas. 

De Paiva menganggap Bissu sebagai “pendeta-pendeta raja” dan Bissu digambarkan sebagai ahli sihir yang berprilaku dan berpakaian seperti perempuan; diyakini bahwa seorang laki-laki tidak bisa menjadi perantara yang dapat bicara dengan roh-roh.



Dalam surat yang ditulisnya tahun 1544, de Paiva menulis:

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

… saya ingat satu hal yang sangat serius. Dan kendatipun kata-katanya tidak sesuai atau tidak bisa diterima pendengaran Anda, tolong disimak laporan tentang mereka, karena inilah buah-buah dari Roh Kudus. Tuhan Anda akan tahu bahwa pendeta para raja ini biasanya dinamakan bissu. 

Mereka tidak memelihara jenggot mereka, berpakaian seperti perempuan, dan membiarkan rambut mereka tumbuh panjang dan dikepang; mereka meniru bicara (perempuan) karena mereka mengadopsi gerak-gerik dan kecenderungan seperti perempuan. 

Mereka menikah dan diterima, menurut adat istiadat daerah tersebut, dengan laki-laki biasa, dan mereka hidup dalam satu rumah, dan memenuhi hasrat mereka di tempat-tempat rahasia dengan laki-laki yang mereka miliki sebagai suami-suami mereka. Ini adalah [pengetahuan, umum, dan tidak hanya di sekitar sini, tetapi juga diceritakan mulut-mulut orang yang sama yang dipilih oleh Tuhan Allah untuk memuji-Nya. 

Para pendeta ini, apabila mereka menyentuh seorang perempuan dalam pikiran atau tindakan, mereka akan direbus dalam cairan aspal karena mereka percaya bahwa agama mereka akan lenyap bila mereka melakukan hal itu; dan mereka melapisi gigi mereka dengan emas. 

Dan seperti saya katakan pada Ketuhanan Anda, saya menjalani ini dengan pikiran yang jernih, terhenyak (bahwa) Tuhan kita telah menghancurkan tiga kota di Sodom karena melakukan dosa yang sama dan membayangkan bagaimana suatu kehancuran tidak menimpa orang-orang durhaka di situ untuk waktu yang lama dan apa yang harus dilakukan, karena seluruh daerah itu sudah dikelilingi oleh setan (dikutip dalam Baker, 2005:69)

De Paiva dengan terang-terangan menyebut hubungan dekat antara kerajaan dan bissu, sambil pada saat yang sama mengungkapkan pandangan pribadinya tentang keamoral-an bissu. De Paiva terus menerus mencoba untuk mengubah agama para pejabat di Sulawesi Selatan menjadi Kristen.