Lombok Merah (Cella Passe), Nama Kuno Pulau Sulawesi

Reading Time: 3 minutes

Seri Pengungkapan Nama-nama Kuno Pulau Sulawesi-2

Pada tulisan sebelumnya (Sulawesi: Disebut K’u-lun dalam Kronik Cina dan Gurun dalam Kitab Nagara Kretagama), telah saya urai pendapat bahwasanya di suatu waktu pada masa lalu, pulau Sulawesi pernah dikenal dengan sebutan K’u-lun (dalam kronik Cina), dan sebutan Gurun (dalam Kitab Nagara Kretagama). Secara fonetis, memang, nyata dapat dilihat bahwa ku-lun adalah bentuk transkripsi orang Cina untuk kata ‘gurun‘. Fonetis g berubah menjadi k dan fonetis r berubah menjadi l. Selain menyebut nama Gurun, pupuh 14 Kakawin Nagara Kretagama juga menyebut ‘lombok merah‘.

Berikut ini Pupuh 14 Kakawin Nagara Kretagamaa saya kutip kembali : Pulau Gurun, yang juga biasa disebut Lombok Merah. (…)



Bunyi kalimat dalam pupuh 14 ini secara spesifik menyatakan bahwa ‘Lombok Merah’ adalah nama lain dari ‘gurun’.



Saya melihat sebutan “lombok merah” ini tampaknya ada keterkaitan dengan nama “Shi li Po chi” yang ada dalam kronik Cina untuk menyebut suatu wilayah di laut selatan.

Para ahli sejarah selama ini, pada umumnya bisa dikatakan telah sepakat bahwa Shi li Po chi merupakan bentuk transkripsi dari Sriwijaya. Namun, izinkan saya untuk memberi pandangan alternatif untuk subjek ini.

Teman-teman, dukung saya dengan subcribe di Channel Youtube ini... itu akan sangat membantu channel Youtube ini untuk terus berkembang. Terima kasih!

Alasan utama saya didasari pada sebutan “lombok merah” dalam bahasa Tae (bahasa daerah di sulawesi selatan), yaitu: Cella Passe (Cella = merah; Passe = Lombok).

Dapat kita lihat bahwa struktur fonetis “Shi-li Po-chi” dengan “Cella Passe” memperlihatkan keidentikan. Shi-li‘ dan ‘cella‘ memiliki struktur fonetis yang berpotensi mengalami perubahan fonetis, begitu pula antara po-chi dengan passe.

Jika Hipotesis ini dapat diterima, pada giliran selanjutnya, ini dapat dilihat sebagai Fakta yang menunjukkan bahwa Minanga Tamwa(r) yang diriwayatkan dalam prasasti Kedukan Bukit sebagai titik awal perjalanan Siddhayatra Dapunta Hyang menuju Melayu, sesungguhnya letaknya di Pulau Sulawesi, ini dengan mempertimbangkan bahwa  perjalanan tersebut membutuhkan waktu sekitar 27-28 hari.

Berikut ini isi piagam kedukan bukit: (a) tanggal 11 bulan terang, waisaka Dapunta Hyang naik perahu. (b) tanggal 7 bulan terang, Jyestha Dapunta Hyang berangkat dari Minanga Tamwa(r) dengan tentara. (c) Tanggal 5 bulan terang bulan, Asada Dapunta Hyang datang membuat wanua. (d) ….wihara ini di wanua ini. (Slamet Muljana. Sriwijaya: 1960)

Sementara itu, dalam catatan perjalanan I-Tsing pada tahun 671, ia menjelaskan bahwa setelah 20 hari perjalanan pelayaran dari titik keberangkatannya di Kwang-tung, kapalnya mencapai Kota Fo shih di negeri Shi-li Po-chi. Di sana ia singgah selama enam bulan. setelah itu, atas bantuan Raja Shi-li Po-chi (ia diizinkan berlayar menggunakan kapal kerajaan), ia kemudian berangkat ke melayu (yang pada bagian ini dia mengatakan: “yang sekarang menjadi bagian Shi-li Po-chi”) lama pelayaran itu, disebutkan selama 15 hari pelayaran. (Slamet Muljana. Sriwijaya: 1960)





One Comment on “Lombok Merah (Cella Passe), Nama Kuno Pulau Sulawesi”

Comments are closed.